Sebuah peristiwa penting terjadi pada Kamis,12 Juli 2018 ketika terjadi penanda tanganan Head of Agreement ( HOA) proses divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia ( PTFI).
Penanda tanganan tersebut dilakukan oleh CEO Freeport McMoRan Inc ,Richard Adkerson dengan Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium ( Inalum) .
Selanjutnya diberitakan ,PT Inalum adalah BUMN yang akan membeli 51 persen saham dan nanti setelah proses divestasi terjadi ,maka porsi 51 persen saham PTFI akan beralih ke Inalum dan sisanya dipegang Freeport McMoRan .
Nilai akuisisi untuk mencaplok saham PTFI senilai US $ 3,85 miliar atau setara Rp.53,9 Triliun ( kurs Rp.14.000/dollar AS).
Dari perjanjian ini terlihat bahwa PT Inalum lah yang akan bertindak sebagai perpanjangan tangan pemerintah pada PTFI.
Mengingat arti penting PT Inalum itulah ,saya mengumpulkan berbagai bahan terutama dari Wikipedia untuk membuat saya lebih mengenal perusahaan ini.
Sebelum PT ini terbentuk sudah lama berkembang cerita di masyarakat Sumatera Utara bahwa sungai Asahan yang terletak di Kabupaten Asahan Sumatera Utara punya potensi besar untuk menjadi pembangkit tenaga listrik air.
Sungai Asahan punya hulu di Danau Toba dan derasnya debit air itulah yang akan digunakan untuk memutar turbin yang akan menghasilkan tenaga listrik .
Pada tahun 60 an sudah berkembang cerita bahwa tenaga listrik yang bersumber dari Sungai Asahan ini akan menghasilkan listrik yang mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk seluruh pulau Sumatera.
Seingat saya pada masa pemerintahan Sukarno sudah ada upaya untuk membangun pembangkit tenaga listrik itu yang kala itu akan menggandeng pemerintah Uni Sovyet.Tetapi karena perobahan konstelasi politik ,rencana itu menjadi tidak terlaksana .
Diberitakan juga pada masa penjajahan,pemerintah Hindia Belanda juga pernah mengadakan studi tentang pemanfaatan debit air sungai Asahan.