Pada awalnya saya agak malas juga nonton pertandingan Argentina- Islandia.Dalam pikiran saya untuk apa nonton yang pertandingannya nanti akan berat sebelah.Bagaimana mungkin negara yang masih dianggap "anak bawang " di persepakbolaan tingkat dunia itu mampu mengimbangi permainan tim yang sudah dua kali menjadi juara dunia itu.
Dimasa lalu dan sampai sekarang ini siapa yang tidak kenal dengan maestro bola ,Diego Armando Maradona ,sebuah nama yang melegenda dan terkenal di seantero jagad.Untuk orang seusia saya masih sangat segar golnya pada piala dunia tahun  1986 di Meksiko yang kemudian disebutnya gol karena " tangan Tuhan".
Alangkah terkenalnya pemain Argentina yang lain pada Piala Dunia 1978 yaitu Mario Kempes yang pada masa lalu itu ada anak anak yang salah menyebut nya dengan Mariam Kempes.
Itu adalah pemain Argentina masa lalu.Sedangkan sekarang ini siapa yang tidak kenal maha bintang Lionel Messi yang kaus tiruannya dengan nomor punggung 10 sangat banyak diincar oleh para remaja.
Sementara lawan Argentina tadi malam ,Sabtu, 16 Juni 2018 adalah Islandia sebuah tim yang " unknown" ,yang tidak dikenal apalagi terkenal.Sebuah tim yang untuk pertama kalinya ikut pertandingan bergengsi ,Piala Dunia.Dan sangat jelas rasanya publik sangat jarang tahu tentang nama nama pemain bola dari negara yang sudah sangat dekat dengan Kutub Utara itu.
Alasan yang demikianlah pada awalnya yang membuat saya malas untuk nonton. Tetapi tiba tiba saya teringat Islandia.Pada akhir tahun 70 an saya pernah menonton permainan sebuah kesebelasan Islandia sewaktu dilaksanakan Marah Halim Cup di Stadion Teladan Medan.
Marah Halim Cup adalah sebuah turnamen sepakbola bergengsi di Indonesia. Turnamen ini diadakan di Medan semasa Sumatera Utara dipimpin oleh Gubernur Marah Halim Harahap.Pada turnamen ini ikut berlaga berbagai kesebelasan yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.
Turnamen ini terselenggara juga berkat kepiawaian Kamaruddin Panggabean ,Komda PSSI Sumatera Utara untuk melobi beberapa klub diluar negeri dan di dalam negeri untuk ikut berlaga di Stadion Teladan Medan.
Masyarakat Sumatera Utara khususnya Medan akan selalu datang berbondong bondong ke Stadion yang digunakan sejak Tahun 1953 sewaktu PON ke III diadakan di Medan untuk nonton Marah Halim Cup.
Saya masih ingat ,Kesebelasan Iran juga pernah bertandang ke Medan ,mengikuti Marah Halim Cup.Sewaktu itu baru saja terjadi Revolusi Iran dan di Stadion Teladan Medan mereka meneriakkan nama Khomeini. Selain Iran saya juga sangat ingat ada kesebelasan dari Islandia yang ikut bertanding.Permainan kesebelasan ini cukup enak ditonton dan ada seorang pemainnya yang menjadi " pujaan " publik Stadion Teladan.Saya tidak ingat namanya tapi dia punya ke khasan.
Lemparan bola nya dengan tangan sangat kuat sehingga kalau ia melempar bola ke tengah lapangan ( threw in) ,bola itu bisa nyampe ke dekat gawang lawan mainnya.