Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hati-hati 40 Masjid di Jakarta Mengembangkan Paham Radikalisme

6 Juni 2018   04:25 Diperbarui: 6 Juni 2018   04:58 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berdasarkan data BPS tahun 2011 ,sekarang ini di DKI Jakarta berdiri 3.047 unit masjid.
Sebagaimana diketahui fungsi utama masjid adalah tempat untuk melaksanakan sholat.
Islam mengajarkan sholat berjamaah di masjid punya keutamaan yang tinggi.

Selain untuk sholat ,pada hampir semua masjid selalu ada pengajian pengajian untuk memperluas pengetahuan keislaman.
Selain pengajian rutin ,sering juga diselenggarakan kuliah singkat tentang Islam ,misalnya selesai Sholat Subuh dan yang paling banyak diadakan kuliah antara sholat Magrib dan Sholat Isya.

Pada bulan Ramadhan sering juga diadakan kuliah agama selesai sholat tarawih/witir.
Ceramah atau kuliah singkat itu diisi oleh para penceramah yang sering disapa ustadz.

Kemudian di masjid juga diselenggarakan peringatan hari hari besar Islam seperti ,memperingati hari lahir Nabi Muhammad yang disebut dengan peringatan Maulid.Digelar juga pengajian tentang Isra'Mi'raj nabi Muhammad,peringatan turunnya Al Qur' an atau lebih dikenal dengan Nuzukul Qur'an.
Selanjutnya setiap Jum'at diselenggarakan Sholat Jum'at dan pada ibadah tersebut disampaikan khutbah Jum ' at oleh seorang khatib.

Secara umum pada kegiatan kegiatan yang demikianlah disampaikan pesan pesan Islam kepada jemaah.
Berkaitan dengan hal tersebut maka peran seorang penceramah /khatib sangat penting artinya untuk meningkatkan pemahaman keislaman.

Tentulah yang kita inginkan ,pesan pesan keislaman yang disampaikan oleh para penceramah itu selayaknyalah ditujukan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan seorang Muslim.
Kemudian kita berharap agar pesan pesan yang disampaikan itu menyangkut esensi ajaran Islam yang mengajarkan kedamaian ,keselamatan dalam 

kehidupan.Bukankah kata " Islam " berasal dari kata Salam yang artinya keselamatan dan kedamaian.
Selanjutnya kita berharap materi keislaman yang diceramahkan harus juga ditempatkan dalam konteks keindonesiaan yang mendambakan terciptanya suasana toleransi antar ummat beragama yang dapat hidup berdampingan secara damai.Islam sendiri punya kosakata tentang toleransi yang disebut dengan istilah tasamuh.

Sepanjang yang terlihat para jemaah di masjid masjid sangat menghormati para penceramah tersebut dan jemaah akan cenderung mengikuti pesan pesan yang disampaikannya.

Tetapi tidak dapat juga ditampik kenyataan ,di beberapa masjid dikumandangkan juga kritik terhadap pemerintah.Ceramah yang demikian apabila terus menerus disampaikan maka akan membuka peluang dijadikannya masjid sebagai pusat gerakan yang menentang pemerintah .Dalam konteks yang demikian maka masjid telah digunakan sebagai alat politik.

Begitu juga halnya apabila sebuah masjid digunakan sebagai tempat untuk memusuhi pihak atau pemeluk agama lain maka keadaan yang demikian tentu akan merugikan kehidupan kita sebagai sebuah bangsa.

Berkaitan dengan hal tersebut ,agak terkejut juga mendengar ketika ditengarai 40 masjid di DKI Jakarta ,penceramahnya radikal yang bersikap intoleransi dan mengajarkan radikalisme.
Hal tersebut mengemuka pada pertemuan Presiden Jokowi dengan  42 tokoh di Istana Merdeka Jakarta pada Senin,4 Juni 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun