Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyimak Keinginan PKB untuk Membentuk Poros Islam pada Pilpres

18 Maret 2018   14:21 Diperbarui: 18 Maret 2018   14:37 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: nasional.kompas.com)

Seperti yang selalu dikatakan bahwa dari sisi penduduk ,pemeluk agama Islam adalah mayoritas di  negara ini. Walaupun pemeluk Islam terbesar di republik ini namun secara politik terlihat dengan jelas bahwa Ummat Islam bukanlah merupakan sebuah entitas politik yang bersatu pada sebuah parpol yang berbasis Islam. Pemeluk agama Islam berada pada berbagai parpol tidak hanya pada parpol yang berbasis Islam tetapi juga berada pada parpol yang berbasis nasionalis.

Kalau dirujuk jauh kebelakang ,memang sesudah proklamasi kemerdekaan sudah terlihat adanya upaya untuk menyatukan kekuatan politik ummat Islam itu dalam satu wadah. Wadah itu adalah sebuah parpol yang diberi nama Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau disingkat Masyumi.Deklarasi Masyumi sebagai partai politik dilaksanakan pada 7 November 1945 yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahir Masyumi.

Sebelum kemerdekaan yakni pada penjajahan Jepang ,Masyumi telah terbentuk tetapi hanya sebatas sebagai organisasi yang merupakan federasi empat orgaanisasi Islam yakni Nahdlatul Ulama ( NU), Muhammadiyah ,Persatuan Ummat Islam dan Persatuan Ummat Islam Indonesia.

Namun sebelum dilaksanakannya Pemilu 1955 ,pada 5 April 1952 ,Nahdlatul Ulama menyatakan keluar dari Masyumi.Banyak pendapat yang menyebut ,keluarnya NU dari Masyumi karena adanya gesekan internal yang dilatar belakangi perbedaan budaya antara sebahagian pimpinan Masyumi yang mengecap pendidikan barat dengan ulama atau pimpinan NU yang berlatar belakang pesantren.

Organisasi besar ummat Islam lainnya yakni Muhammadiyah kemudian juga menyatakan keluar dari Masyumi. Pada Pemilu 1955 ,Masyumi dan NU masing masing adalah parpol peserta pemilu.Pemilu yang pertama kali dilaksanakan itu kemudian menghasilkan 4 parpol besar sebagai pemenangnya yakni,1).PNI,2).Masyumi,3). NU dan 4). PKI.

Dalam perjalanan berikutnya ,Masyumi kemudian dibubarkan oleh Sukarno pada tahun 1960. Selanjutnya pada pemilu pertama di masa Orde Baru pada tahun 1971, ada 4 parpol Islam yang ikut bertarung yakni ,1).NU,2).Parmusi,3). PSII ( Partai Syarikat Islam Indonesia) dan 4). Perti.

Dengan demikian terlihatlah pada dua kali pemilu tersebut parpol Islam tidak berhasil menyatukan atau meleburkan dirinya menjadi sebuah kekuatan politik. Memang pada tahun 1973 ,ke empat parpol tersebut mengadakan fusi ke sebuah parpol baru yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) . Tapi fusi itu bukanlah berjalan secara alamiah tetapi lebih banyak karena intervensi pemerintah Orde Baru.

Selanjutnya di awal reformasi sesudah dilaksanakannya Pemilu 1999 ,oleh Amien Rais diinisiasi terbentuknya Poros Tengah.Poros ini pada dasarnya menyatukan kekuatan parpol Islam untuk mendudukkan Tokoh Tokoh Poros ini pada beberapa jabatan penting di republik ini dengan cara menguasai mayoritas pada Majelis Permusyawaratan Rakyat.Upaya ini membuahkan hasil yang manis.Abdul Rahman Wahid,Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa berhasil meraih kursi Presiden dan Amien Rais ,Ketua Umum PAN menjadi Ketua MPR.

Dengan kekuatan yang berhasil digalang Poros Tengah ini maka Megawati Sukarnoputri ,Ketua Umum PDIP hanya mendapat kedudukan sebagai Wakil Presiden,sedangkan PDIP adalah partai pemenang Pemilu 1999. Tetapi dua tahun kemudian koalisi Poros Tengah ini pecah.Gus Dur diturunkan dari Istana melalui keputusan MPR.Kalangan Nahdliyin merasa Gus Dur diperlakukan tidak adil oleh Poros Tengah.

Selanjutnya pada pilpres 2014 ,parpol Islam juga tidak satu barisan.PKB gabung dengan koalisi parpol pengusung Jokowi-JK sedangkan, PKS,PAN dan PPP gabung dengan koalisi parpol pengusung Prabowo-Hatta Rajasa.Artinya terlihatbahwa parpol Islam tidak satu suara dalam memperjuangkan paslon pemimpin negeri ini. Kemudian pada pilpres 2019 sudah terlihat sikap beberapa parpol Islam.

PKS sudah menyatakan sikap akan berkoalisi dengan Gerindra sedangkan PPP akan gabung dengan parpol koalisi pengusung Jokowi. Yang belum terlihat dengan jelas sikapnya adalah PKB dan PAN. PKB sudah mendeklarasikan bahwa partainya akan mengusung Muhaimin Iskandar sebagai calon wapres .Kuat dugaan kalau Jokowi dan parpol pengusungnya menyetujui Muhaimin Iskandar sebagai cawapres maka PKB akan gabung dengan koalisi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun