Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prediksi Media Singapura dan Penggunaan Kata "Pribumi" oleh Anies

19 Oktober 2017   11:24 Diperbarui: 19 Oktober 2017   20:13 6831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Newsnation.sg

Sepanjang yang diketahui Anies Rasyid Baswedan bukanlah seorang politisi dalam arti ikut bergabung atau menjadi pengurus partai politik. Sebelum 2014, Anies lebih dikenal sebagai akademisi yang konsisten berjuang melalui jalur keilmuannya untuk memajukan serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Gerakan " Indonesia Mengajar" yang digagasnya mendapat sambutan hangat dan menuai pujian yang diberikan kepadanya. Begitu juga halnya tentang pidato pidato nya terasa sejuk berisi ajakan, agar kita semua bersatu membangun bangsa ini dan menghilangkan sekat sekat pemisah yang ada. Itulah yang kita tangkap dari ungkapannya tentang Tenun Kebangsaan.

Tetapi keinginannya untuk masuk dalam politik praktis mulai terlihat ketika ia mengikuti Konvensi Partai Demokrat tahun 2014. Konvensi itu sendiri bertujuan untuk menjaring dan menyaring sosok sosok potensial untuk diajukan sebagai calon presiden oleh partai yang didirikan oleh SBY itu. Hasil survey yang kemudian dijadikan hasil konvensi memberikan hasil, peringkat pertama diduduki Dahlan Iskan dengan elektabilitas sekitar 23 persen.

Anies sendiri berada pada peringkat kelima dengan elektabiltas 2,9 persen. Konvensi itu diikuti oleh 11 orang tokoh . Walaupun telah menggelar konvensi tetapi Demokrat tidak jadi mengusung calonnya pada pilpres 2014. Partai yang didirikan SBY ini juga bersikap netral pada pilpres tiga tahun yang lalu itu. Ikut serta dalam konvensi Partai Demokrat tentu memberi isyarat bahwa Anies Baswedan memang punya keinginan menjadi orang nomor satu di republik ini.

Tetapi karena elektabilitasnya masih rendah serta Demokrat tidak jadi mengusung calonnya sendiri tentulah keinginan mantan Rektor Universitas Paramadina itu harus ditahan,dipendam dahulu. Mungkin Anies berpikir bahwa berbagai gagasan yang dia miliki hanya akan terwujud apabila ia ikut aktif dalam politik praktis maka ia pun gabung dengan Jokowi - JK pada pilpres 2014.

Oleh karena ia memang seorang tokoh pendidikan yang sudah dikenal banyak orang maka dengan cepat Anies dapat posisi pada Tim Pemenangan pasangan tersebut. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini dikenal punya kemampuan orasi yang bagus,pilihan kata yang tepat serta penyampaian yang lembut maka kemudian ia diangkat sebagai Juru Bicara Tim Pemenangan.

Pada masa kampanye pilpres, ia terlihat begitu dekat dan akrab dengan Jokowi. Sesudah kemenangan Jokowi-JK dan sebelum pelantikan keduanya sebagai orang nomor satu dan nomor dua di republik ini dibentuk namanya Tim Transisi. Pada Tim ini, Anies juga duduk dan punya peran yang besar.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Anies bukanlah pengurus parpol dan juga bukan pengurus parpol pengusung dan pendukung Jokowi-JK.

Tetapi ternyata dengan kemampuan pribadinya, Anies berhasil merebut hati Jokowi sehingga pada susunan kabinet Jokowi ,ia diangkat pada jabatan yang prestisius ,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tetapi sesudah sekitar dua tahun menjadi anggota kabinet dan dengan alasan yang tidak terlalu jelas, kemudian Anies diberhentikan oleh Jokowi dari jabatannya sebagai Mendikbud.

Setelah beberapa bulan tidak punya jabatan, tiba tiba datanglah tawaran dari Prabowo agar Anies ikut terjun dalam pertarungan pilgub DKI. Dengan serta merta Anies menyambut baik tawaran itu dan kemudian oleh Gerindra -PKS, mantan Mendikbud itu dipasangkan dengan Sandiaga Uno dan mulailah mereka terjun pada perhelatan demokrasi yang cukup keras itu.

Terlihat dengan jelas bahwa strategi yang digunakannya untuk memenangkan pilgub ialah dengan merangkul kekuatan Islam yang selama ini menentang Ahok.Tokoh utama penggerak itu adalah Habib Rizieq Shihab, Imam Besar Front Pembela Islam. Disisi lain Ahok melakukan blunder dengan ucapannya yang berkaitan dengan Al Maidah 51.

Muncullah berbagai Aksi Aksi Bela Islam yang menuntut agar Ahok dipenjarakan. Oleh karena berbagai hal ,kemudian isu SARA terlihat sangat kental pada pilgub tersebut yang juga disebut pilgub terpanas sepanjang sejarah. Hukum si penista agama, jangan pilih pemimpin kafir bahkan jangan sholat jenajahkan pendukung si penista agama, menjadi isu sehari hari yang mengemuka pada proses pilgub tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun