Mohon tunggu...
Mappa Sikra
Mappa Sikra Mohon Tunggu... Jurnalis - One Life, live it

pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masker Langka, Ibu-ibu Inisiatif Buat Sendiri

29 Maret 2020   22:48 Diperbarui: 29 Maret 2020   22:58 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permintaan akan masker selama COVID-19 cukup tinggi.  Sayangnya, permintaan itu tidak diimbangin dengan ketersediaan alat penutup mulut dan hidung tersebut. 

Menyikapi kondisi itu, ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas penjahit itu, berinisiatif untuk membuat sendiri. Dibuat untuk kepentingan komunitas dan teman dekat.  Tidak untuk diperjual belikan. Bahannya terbuat dari kain yang sesuai dengan kebutuhan. Selain menggunakan warna-warni modis, juga sesuai standar."Desainnya menarik dengan warna-warna menoinjol,"kata penjahit.

Wakil Bupati Agus Tantomo yang sejak awal Maret lalu menerima banyak permintaan warga akan Masker, mengaku kewalahan.  Kalau juga ada yang dijual di toko, jumlahnya tidak sebanyak yang diperlukan. Stoknya sangat terbatas. Ada yang menawarkan secara online, masih diragukan apakah barangnya bisa datang lebih awal.

Apalagi, ada rencana membatasi frekuensi penerbangan untuk penumpang, semakin tidak jelas bila ada pesanan masker dari luar daerah secara online.

Tak ada pilihan lain, apa yang diupayakan Bu Amir, dalam membuat masker itu, membuat Agus Tantomo jadi tertarik. "Saya pesan 1000 lembar,"kata Wabup dan disanggupi oleh kelompok penjahit.

Sebagai kompensasi, juga ikut membantu warga dalam mengembangkan ekonomi kreatif, Agus bersedia membelikan bahan-bahannya. Seperti kain khusus dan perlengkapan lainnya.  Bahkan Agus Tantomo juga bersedia menyumbangkan satu unit mesin jahit, sesuai standar dan jenis yang diperlukan

Masker yang dipesan itu, selain untuk digunakan sendiri bersama keluarga, ia juga berencana membagikan kepada kelompook masyarakat yang memerlukan, pengrajinpun ikut terbantu.

Sekali lagi, ia memberikan apresiasi kepada kelompok penjahit, yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga itu dalam merespon situasi yang terjadi sekarang ini. "Walaupun kita punya uang, tapi masker yang kita perlukan tidak ada di toko dan apotik,"kata Agus.  Dan, sungguh di luar dugaan ibu-ibu ini mampu memenuhi permintaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun