'ROMA' bukan nama kapalnya. Â Juga bukan nama negara. Tapi, itu singakatan 'Rombengan Malaysia'. Sebutan pakaian bekas yang kabarnya dari negeri seberang itu. Semua pasti tahu, terutama para 'Roma Hunter' alias pencinta baju bekas.
Peristiwanya tahun lalu. Kapal kayu yang bermuatan 600 bal 'Roma' tenggelam di laut tak jauh dari Pulau wisata Sangalaki, akibat menabrak karang. Peristiwa kapal tenggelam, tidak menghebohkan. Yang jadi masalah, kapal itu tenggelam dalam kawasan terumbu karang yang indah itu.
Semua muatan tenggelam di kedalam air laut 10 meter. Informasi lalu menyebar kemana-mana. Bukan peristiwa tenggelamnya. Tapi, muatannya. Warga yang tinggal di pulau terdekat, seperti Maratua dan Pulau Derawan, langsung berdatangan.
Kemasan besar karung plastik berisi baju dan celana bekas, sebetulnya tak masalah. Masalahnya, ketika masyarakat datang dan menyelam di kedalaman 10 meter, merobek kemasan'Roma'. Akibatnya, isinyapun hanyut kemana-mana terbawa arus. Dari 600 bal, tersisa 70 bal yang masih utuh. Setiap bal, diperkirakan berisi sekitar 500 potong baju atau celana maupun pakaian wanita.
Ini yang membuat Wabup Berau Agus Tantomo, gelisah. Â Ia membayangkan, terumbu karang akan rusak. Wabup bersama tim selamnya, langsung menuju Pulau Sangalaki. Ratusan nelayan sudah mengumpulkan banyak baju bekas.
Bahkan ada yang rebutan. Ternyata isi bungkusan besar 'Roma' bukan hanya baju da celana, ada juga pakaian dalam perempuan. Ada ibu-ibu yang saling berebutan (maaf) tarik menarik BH.
Pemilik barang tak bisa berbuat apa-apa. Hanya menyaksikan. Â Warga yang datang tugasnya mengambil dan membawa pulang, sekaligus bertugas membersihkan pakaian yang nempel pada terumbu karang.
Wabup Agus Tantomo bersama isteri, ikut menyelam bersama tim selamnya. Berkali-kali naik membawa baju dan turun kembali ke dasar laut. Ternyata diantara baju bekas isi dari bungkusan 'Roma' itu, juga ada beberapa merek pakaian yang terkenal.
Diperlukan beberapa hari hingga semua pakaian bekas yang nyangkut di terumbu karang dibersihkan. Memang mengkhawatirkan, semua tahu, terumbu karang di sekitar Pulau Sangalaki, adalah terumbu terindah. Kalau rusak, diperlukan waktu bertahun-tahun, untuk tumbuh kembali.
Sangalaki juga sebagai pulau konservasi Penyu Hijau. Â Wisatawan yang berkunjug ke Pulau Maratua, salah satu trip yang didatangi Pulau Sangalaki. Bisa melihat Tukik (anak Penyu) yang berhasil ditetaskan dan dikembalikan ke laut lepas menjelang malam hari.