Mohon tunggu...
Manyu Santoso
Manyu Santoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PBSI 19 Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa PBSI 19 Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Indonesia Herd Stupidity dalam Atasi Pandemi

22 Juni 2021   15:49 Diperbarui: 22 Juni 2021   16:03 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perkembangan kasus pandemi di Indonesia sedang mengalami kenaikan yang sangat signifikan, tercatat perkembangan pandemi pada tanggal 21 Juni 2020 di Indonesia dari data Kemenkes RI sebanyak 2.004.445  yang positif, 147.728 kasus aktif, 1.801.761 yang sembuh dan 54,956 yang meninggal. Angka tersebut terus naik, padahal vaksinasi sedang diberlakukan yang seharusnya angka covid-19 di Indonesia turun. Pandemi seakan tidak pernah berakhir di Indonesia, semenjak tahun kemarin covid-19 terus menguasai Indonesia. Pemerintah telah membuat kebijakan mengenai pandemi ini, namun kebijakan tersebut dianggap kurang ketat dan banyak masyarakat indonesia yang masih menganggap covid-19 ini sebagai hal yang sepele, sehingga kasus pandemi di Indonesia seakan tidak menemukan titik temu untuk menyelesaikan kasus pandemi yang ada.

           Salah satu contoh yang membuat kasus pandemi di Indonesia masih meningkat yaitu, masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk divaksin. Ketakutan masyarakat Indonesia akan vaksin itu didasari oleh efek samping dari vaksin itu sendiri, bahkan ada yang meninggal setelah divaksin. Kemudian teori konspirasi yang membuat beberapa masyarakat Indonesia yang mempercainya menolak untuk divaksin. Serta menurut Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono yang menyebutkan bahwa Indonesia sudah lama dalam kondisi herd stupidity atau kebodohan komunal atas pandemi ini, salah satu alasannya adalah kurang ketatnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, seperti pada kegiatan mudik lebaran kemarin, walaupun pemerintah sudah menghimbau agar tidak mudik, sebaliknya masih banyak orang yang tetap melakukannya, bahkan ada yang nekat sampai-sampai menerobos palang jalan yang telah dipasang. Selain dari itu masih banyak hal yang menyebabkan melonjaknya angka covid-19 seperti kegiatan pemilu kemarin, resepsi pernikahan artis yang dihadiri oleh Presiden RI. Hal tersebutmembuat  banyaknya muncul stigma-stigma dari masyarakat yang membuat masyarakat Indonesia sudah mulai tidak percaya lagi kepada pemerintah.

         Kenaikan angka covid-19 yang terus meningkat menyebabkan wisma atlet yang menjadi tempat isolasi bagi masyarakat jakarta yang terinfeksi covid-19 penuh, sehingga pemerintah harus mencari tempat lain untuk menampung pasien lain yang terinfeksi covid-19. Hal tersebut merupakan contoh langsung yang membuat ketua satgas covif-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menyarankan pemerintah untuk mulai mencoba kebijakan karantina wilayah (lockddown). Usulan lockdown tersebut dinilai dapat menekan angka covid-19 secara langsung untuk sekarang.

          Sudah seharusnya kasus pandemi yang masih merajalela di Indonesia menjadi masalah kita bersama. Pemerintah ataupun masyarakat harus menjalin kerja sama yang baik sehingga kasus pandemi bisa cepat teratasi. Pemerintah telah bekerja sebaik mungkin dengan membuat kebijakan-kebijakan yang ada dan masyarakat harus mendukung kebijakan tersebut dengan menjalakannya sebaik mungkin. Sudah saatnya untuk tidak menyalahkan siapapun atas kasus pandemi saat ini, dengan demikian kasus pandemi cepat teratasi sehingga semua kegiatan seperti pembelajaran, perdagangan, perkantoran, transportasi dan lain-lain dapat berjalan  kembali seperti semula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun