Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Menantu Kere Tetap Disayang Mertua, Berikut Caranya

29 Maret 2021   06:10 Diperbarui: 31 Maret 2021   21:12 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dari Pixabay.com

Setelah pulang, kami tetap harus telaten merawat Bapak. Ketika jadual berobat jalan pun tidak ada anak-anak Bapak yang memiliki waktu luang untuk menemani. Saya dan dibantu adik bungsu yang harus siap menjalankan berobat sesuai jadual.

Lelah sangat. Hingga di sekolah sering ketiduran di ruang guru dan banyak ijin ketika mengantar Bapak berobat jalan. Sempat mendapatkan teguran keras dari kepala sekolah karena sering tidak masuk kelas.

Tuhan sudah mempersiapkan rencana terbaik untuk hambanya yang sabar dan selalu berdoa. Bapak akhirnya kembali sehat dengan catatan harus menjaga pola makan agar tidak kembali kambuh. Bapak juga lebih semangat untuk jalani hidup ketika anak bungsunya mendapatkan beasiswa dari pemerintah untuk kuliah di universitas negeri.

Sementara guru yang mendapatkan surat peringatan dari kepala sekolah, malah mendapatkan surat sakti dari kepala yayasan. Dalam surat itu, ada amanah untuk menjadi dosen di Perguruan Tinggi.

Setelah menjadi dosen tetap dan sertifikasi dosen, serta tetap mendapatkan jadual mengajar di SMA, keuangan sudah mulai membaik. Sudah waktunya membeli rumah baru yang selama ini diimpikan.

Namun, membeli rumah baru itu pun kemudian diurungkan. Bapak dan Ibu tidak ingin tinggal berdua di rumah. Apalagi si bungsu kuliah di luar kota. Rumah akan sepi tanpa cucunya. Rumah juga akan sepi tanpa anak-anak datang mengaji dan belajar.

Bukan soal keuangan yang kini sudah membaik, Bapak dan Ibu sebenarnya masih bisa mendapatkan uang pensiunan setiap bulan. Ini lebih kebahagiaan yang tidak lagi diukur dari nominal uang.

Menjadi anak dan menantu yang selalu ada saat dibutuhkan orangtua, itu adalah yang paling penting dalam kehidupan.

Dari pengalaman yang sudah terlewati untuk menjadi menantu yang baik tidak bisa diukur dari keuangan. Hidup berumah tangga seperti misteri dengan berbagai kejutan yang tidak terduga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun