Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Raket

Tiket Olimpiade Tunggal Putri Makin Menjauh

9 Januari 2020   21:32 Diperbarui: 9 Januari 2020   21:45 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitriani (foto indosport.com)

Berharap ada kejutan yang bisa diberikan oleh para pembulutangkis putri di turnamen Malaysia Master seri 500. Sayangnya turnamen pembuka di  tahun 2020 ini bukan awal yang baik bagi pembulutangkis tunggal putri Indonesia. Diputaran pertama, mereka dipaksa pulang dengan menelan kekalahan.

Menjelang olimpiade Tokyo 2020 mendatang, semua pebulutangkis dunia fokus pada pengumpulan poin. Tentu saja berdiri dipodium sebagi juara adalah modal yang harus diraih. Setiap turnamen akan lebih berharga demi mendapatkan tempat bertanding di Olimpiade.

Lyanny Alessandra Mainaky malah harus angkat koper di babak qualifikasi. Hanya butuh waktu 30 menit saja Lyanny dikalahkan Qi Xuefei dengan skor 10-21 15-21.

Bertanding di putaran 32, Fitriani pulang lebih cepat hanya dengan waktu 28 menit. Dikalahkan Cai Yan Yan dari Cina, poin yang dihasilkan Fitriani juga menyedihkan, 10-21 12-21.

Rekor kekalahan Grigoria Mariska Tanjung melawan Ratchanok Intanon juga bertambah menjadi 7 kali. Namun disini Grigoria menunjukan perjuangan tidak mau kalah melawan rangking 5 dunia itu.  Memaksa ruber game yang melelahkan hingga durasi 60 menit. Poin yang dihasilkan juga cukup tipis, 24-22 19-21 15-21.

Tersisa Ruseli Hartawan yang memulai dari babak qualifikasi hingga bisa bertemu dengan He Bing Jiao di babak 16. Sayangnya Ruseli harus tunduk dengan pemain ranking 7 dunia asal Cina itu dengan skor 13-21 17-21.

Kekalahan ini tentu sangat berpengaruh pada perolehan poin rangking dunia. Bisa jadi mereka semakin melesat tersingkir dan tiket tempat di olimpiade semakin menjauh.

Bulutangkis Lover pasti kecewa, sepanjang turnamen tahun lalu tidak melihat ada perkembangan di sektor bulutangkis tunggal putri. Setelah libur tahun baru, berharap turnamen perdana yang digelar bisa mengumpulkan poin untuk bisa terbang ke Tokyo pada Juli mendatang.

Bulutangkis menjadi cabang olahraga yang selalu menjadi tradisi medali dalam gelaran multi event olahraga dunia.  Diawali Susy Susanti yang menyumbangkan emas pertama pada Olimpiade Barcelona 1992. Empat tahun berikutnya Mia Audina berhasil membawa pulang medali perak Olimpiade Atlanta 1996. Medali terakhir disembahkan Maria Kristin Yulianti yang puas membawa perunggu dari Olimpiade Beijing 2008.

Saat ini para pemain tunggal putri tidak ada yang masuk 20 rangking dunia. Ini membuktikan jika ingin meraih satu tempat harus lebih kerja keras menciptakan keajaiban dari tiap turnamen.  Pera pemain top dunia saja masi berusaha mengamankan posisi Olimpiade, bagaimana dengan Jorgi yang saat ini menjadi tunggal putri unggulan pertama Indonesia yang berada di rangkin 24?

Mampukah tunggal putri saat ini menaklukan turnamen berikutnya untuk mendapatkan tempat di Olimpiade? Tentu saja bisa!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun