Mapan dan siap secara mental menjadi modal penting dalam perencanaan pernikahan yang semua orang lakukan.
Urusan menikah bukan hanya untuk merubah status sosial. Namun memiliki tanggungjawab yang besar selama seumur hidup bersama pasangan.
Akad nikah juga bukan persoalan wali menyerahkan tanggungjawab terhadap putri tercintanya kepada suaminya, namun dalam janji suci atas nama Tuhan, mendapatkan perlindungan masa depan dari suaminya sudah jadi keharusan.
Yah, suami memiliki tanggungjawab penuh kepada istri. Untuk itulah perlu persiapan yang matang dalam mempersiapkan keluarga baru.
Tidak ada salahnya, meskipun dalam merancang pernikahan, kepastian masa depan bisa diukur dari bagaimana kita menyiapkan. Hal yang paling penting adalah perlindungan diri.
Yah, realistis rasanya ketika kita bicara pada perlindungan diri, serta keluarga kecil nantinya. Tidak ada jaminan selama hidup di dunia ini akan baik-baik saja.
Tidak ada salahnya juga ketika mempersiapkan pernikahan, asuransi masuk dalam list seserahan nantinya. Semua juga untuk istri dan anak-anak nantinya.
Siapa pun butuh jaminan perlindungan kesehatan. Apalagi mengutarakan jaminan asuransi penuh kepada calon mertua, sehingga merasa yakin akan perlindungan masa depan putrinya terjamin.
Semisal, ketika suatu saat setelah menikah, setiap istri akan melewati masa dimana melahirkan menjadi resiko kesehatan terbesar. Selain itu paparan polusi dan bermacam bahan pengawet bisa memicu perkembangan sel kangker. Aktifitas yang tinggi dengan berpindah tempat ke tempat yang lain beresiko mengalami kecelakaan.
Bagaiaman kita  bisa memproteksi diri?  Ketika anggota keluarga tercinta sakit, maka diperlukan perawatan yang berkualitas untuk bisa kembali prima sehingga bisa kembali menjalani rutinitas seperti biasa.