Mohon tunggu...
Management Letter Usd
Management Letter Usd Mohon Tunggu... Mahasiswa - share your creativity

share your creativity

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Perempuan di Masa Pandemi Covid-19

21 April 2021   09:52 Diperbarui: 21 April 2021   10:09 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pontas.id 

"Perubahan terhadap perempuan telah datang. Kesetaraan gender mengubah persepsi terhadap apa yang bisa dilakukan perempuan masa kini"

Pandemi Covid-19 sangat berdampak di semua lini kehidupan dan pengaruhnya sangat drastis terutama dalam aspek kesehatan, ekonomi, politik, pendidikan, lingkungan, sosial, dan psikologis. Seperti yang dikutip dari liputan6.com "Perkembangan pandemi Covid-19 terjadi begitu cepat, penularannya meluas ke berbagai negara dalam waktu singkat. Bahkan, pandemi covid-19 berdampak ke semua aspek kehidupan, baik perekonomian maupun bidang kesehatan". Ditilik dari segala aspek, ada berbagai macam dampak positif dan juga negatif yang terus-menerus bermunculan seiring dengan pandemi yang tak kunjung usai. Dilihat dari sisi negatif, banyak terjadinya ketimpangan sosial, pengangguran hingga krisis ekonomi, kekhawatiran & depresi, membludaknya rumah sakit, meningkatnya penggunaan sampah medis, kekerasan & pelecehan seksual melalui  media online, ruang gerak pendidikan yang dibatasi, hingga pada krisis politik. Tetapi diluar dari semua dampak negatif yang telah terjadi dan mungkin akan terus terjadi selama adanya pandemi ini, ada beberapa sisi positif dari dampak pandemi ini diantara adalah semakin banyak orang yang melek teknologi, banyaknya muncul industri-industri kreatif, jika ditilik dari sisi psikologis dan sosial banyaknya orang-orang yang semakin peduli dengan sesamanya. 

Perubahan itu tidak datang tiba-tiba. Berbicara tentang partisipasi dan transformasi perempuan di Indonesia, sosok Raden Ajeng Kartini akan terlintas dalam pikiran kita. Pemikirannya untuk memperjuangkan emansipasi wanita memang penuh liku-liku. Perjuangan Ibu Kartini luar biasa pengaruhnya bagi  perempuan Indonesia untuk dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan. Setiap perempuan memiliki kegigihan sesuai dengan bidang yang digeluti dan terus berjuang demi mewujudkannya. 

Banyak perempuan menjadi pemimpin di perusahaan besar,  ada juga yang menuangkan idenya melalui goresan tinta yang dapat menginspirasi banyak orang. Setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama namun banyak perempuan yang ditekankan pada pilihan antara keluarga atau pekerjaan karier. Padahal baik keluarga dan karier dapat berjalan bersama dengan baik seiring berjalannya waktu. Hal yang dapat diwujudkan demi meningkatkan kualitas hidup, para perempuan harus tangguh tidak boleh menyerah, tetap semangat, dan terus bekerja. Sehingga para perempuan Indonesia dapat mewujudkan mimpinya dan merasakan kesejahteraan yang sebenarnya. 

Dilansir dari merdeka.com, Dian Sastrowardoyo yang merupakan aktris dan model. Dirinya mengungkapkan sebuah kalimat motivasi "Entah menjadi wanita karier ataupun menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu." Industri 4.0 sudah di depan mata, situasi ini membuka peluang terbukanya profesi baru dan partisipasi perempuan bekerja, dan membaiknya kesetaraan gender.

Di era industri 4.0 seperti sekarang ini, tidaklah heran apabila setiap individu dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan memahami bahkan menguasai beragam teknologi. Berbagai teknologi telah diciptakan seiring berkembangnya zaman. Namun sesungguhnya apa itu industri 4.0? Menurut Encyclopaedia Britannica (2015), revolusi industri keempat ini menandai serangkaian pergolakan sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Ini akan berlangsung selama abad ke-21, membangun pada ketersediaan luas teknologi digital yang merupakan hasil dari revolusi industri ketiga. Perspektif lain, perempuan harus membekali diri dengan keterampilan. Misalnya saja memiliki literasi digital yang baik untuk menunjang pekerjaannya atau untuk pelaku UMKM untuk memperbesar pasar. 

Dalam situasi Covid-19 yang belum mereda, tidak membuat semangat pendidikan dan sosial redup. Semua pihak dengan segala kelebihan dan keterbatasannya melibatkan dirinya dalam mempertahankan dan mengembangkan diri dan lingkungannya. Para Perempuan Indonesia tetap memperjuangkan semangat Kartini. Contohnya Najwa Shihab yang membagikan tips agar tetap produktif dan kreatif di masa pandemi yaitu dengan membuat agenda harian. Duta Baca Indonesia ini begitu sukses dalam kariernya sebagai seorang host wanita nomor satu di Indonesia. Tak Hanya melalui Program TV Mata Najwa, Najwa Shihab juga membuka Channel Youtube Narasi TV yang merupakan startup yang sudah memiliki 14 program yang didistribusikan secara digital juga melalui situsnya. Melalui program tersebut, Najwa selalu menggali secara dalam setiap konten yang dibutuhkan masyarakat, ikut terlibat dalam menggalang dana Solidaritas Lawan Corona dengan tema "di rumah aja" serta berbagi tips melawan corona. Cerita lain dari hal besar yang dilakukan oleh perempuan di masa kini yang patut dicontohi yaitu youtuber cilik Indonesia Naisa Alifia Yuriza. Dilansir  dari daylisia.com, youtuber ini terkenal karena social experiment yang dilakukannya. Banyak orang yang menganggap, dalam usia yang sangat muda, Naisa mampu dan mau mengenal keadaan dari hidup anak-anak jalanan di ibu kota. 

Menjadi perempuan tidaklah mudah, mereka mempunyai banyak beban yang harus dipikul.  Saat ini kaum hawa harus memiliki semangat dan keberanian dalam menjalani kehidupan di era saat ini. Dimulai dari kesadaran, mengontrol emosi, menjaga diri, berani serta dapat menaklukan segala hambatan dan rintangan yang ada. Terlebih di era emansipasi benar-benar memberikan suatu kesempatan dan peluang yang sama bagi perempuan untuk bisa bisa berprestasi di segala bidang . 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun