Lulusan Diploma, Apakah Buruk?

Melihat teman semasa sekolah yang mendapatkan kampus top negeri dengan jurusan bergengsi terkadang membuat hati menjadi iri. Mau tak mau saya jalani pendidikan ini dengan setengah hati. 

Sejak awal perkuliahan saya merasa bahwa ada yang berbeda dari Pendidikan D3 ini, yaitu kelas praktikum lebih banyak dari yang saya bayangkan. Sementara kelas kuliahnya hanya 1 jam perkuliahaan yang sama dengan 50 menit. 

Perbandingan antara kelas kuliah dengan kelas praktikum rata-rata adalah 3 banding 1 untuk satu mata kuliah, jadi dalam sebuah mata kuliah terdapat 1 jam kelas perkuliahan yang membahas teori, dan 3 jam kelas praktikum untuk melaksanakan kegiatan praktik pembelajaran secara langsung. 

Salah satu dosen saya pernah mengatakan bahwa lulusan D3 memang disiapkan sebagai middle manager sekaligus dapat menjadi orang lapangan di dunia kerja nantinya. Tak heran jika kami harus lebih banyak mempelajari ilmu secara praktis tanpa mengesampingkan teoritis keilmuannya. 

Diakhir masa perkuliahan, saya mulai menguasai skill-skill baru yang saya dapatkan dari praktik lapangan seperti Editing Video, Photography, Public Speaking, dan masih banyak lainnya. 

Sejak itu saya merasa lebih kompeten dan tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap rekan-rekan mahasiswa S1, saya merasa lebih siap secara keterampilan untuk masuk ke dunia kerja.  

Hilang sudah rasa menyesal mengambil pendidikan ini dan merasa waktu yang saya tempuh selama tiga tahun di perkuliahan D3 adalah waktu yang setimpal dengan pengalaman dan keahlian yang telah saya dapatkan.

KETIDAK ADILAN UNTUK LULUSAN D3

Sayangnya bagi mahasiswa lulusan D3 yang ingin melanjutkan pendidikan dengan ekstensi ke jenjang pendidikan S1 dewasa ini semakin sulit. Banyak kampus negeri yang sudah menutup program ekstensi dengan alasan mereka masing-masing. 

Untuk jurusan saya sendiri yaitu Ilmu Komunikasi, satu-satunya kampus negeri yang masih membuka program ekstensi adalah Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. 

Saya dengar kabar juga bahwa Universitas Brawijaya Malang membuka program ekstensi untuk jurusan Ilmu Komunikasi baru-baru ini. Walaupun masih banyak kampus swasta yang membuka program ekstensi, akan menjadi sebuah pil pahit bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikannya ke kampus negeri.