Mohon tunggu...
Imma Wicaksono
Imma Wicaksono Mohon Tunggu... wiraswasta -

wanita biasa,pendiri Makassar Cooking Club, berkarir di @mamlala_kitchen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasionalisme Seorang Ibu Rumah Tangga

17 Agustus 2015   23:30 Diperbarui: 18 Agustus 2015   01:56 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seminggu yang lalu,jelang tujuh belas agustus,anak anak saya bertanya,kenapa rumah kami belum dipasang bendera,seperti kebanyakan rumah tetangga kami. Saya lalu antusias memenuhi tanda tanya mereka dengan bergegas mencari bendera merah putih yg sudah bertahun tahun selalu dipasang setiap jelang tujuh belas agustus. karena kami tidak memiliki tiang bendera permanen,bambu pun tak ada, maka saya mencari rel horden yang tidak terpakai dan seingat saya ada tersimpan di gudang. Maka jadilah siang itu,saya dibantu oleh anak kedua saya,Aryo,memasang bendera merah putih dengan cara sederhana,mengikat rel horden dengan tali rafia/rumput jepang di pagar balkon lantai dua rumah kami.

Aryo sangat senang ketika melihat bendera itu akhirnya terpasang dan berkibar kibar di tiup angin. Di benaknya,mungkin belum banyak makna nasionalisme tentang bendera merah putih,tetapi paling tidak Aryo telah memaknai bahwa setiap menjelang tujuh belas agustus yang merupakan peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia,kita harus mengibarkan bendera merah putih sebagai penghormatan kepada kemerdekaan negeri kita,setelah para pejuang bangsa melalui banyak pertempuran dan kesengsaraan. Karena begitulah makna sederhana yang Aryo tangkap dan pahami.

Pagi ini,ketika duduk sendiri menghadap pintu (ketika suami saya sedang melalukan kewajiban upacara bendera di kantornya,dan anak anak masih tidur terlelap karena peringatan kemerdekaan yg ditandai dengan tanggal merah/libur bersama), saya melihat bendera merah putih yang saya pasang berkibar kibar ditiup angin.

Saya lalu merasakan perasaan haru,melihat bendera merah putih berkibar dibalkon saya.
Saya bayangkan bagaimana perasaan para pejuang dahulu (yang telah bersusah payah demi mengibarkannya,melewati banyak penderitaan dan kesengsaraan) melihat kibaran bendera merah putih, Itu seperti perasaan kemenangan,betul betul kemenangan atas kemerdekaan.

Saya bersyukur dapat merasakan perasaan itu,paling tidak selama beberapa tahun terakhir kehidupan saya,saya pun telah berusaha,tidak hanya berkorban untuk meraih kebaikan diri sendiri maupun keluarga, tetapi juga telah tergerak untuk berbuat hal hal positif untuk lingkungan dimana saya berada.
Kecintaan saya pada dunia masak memasak telah membuat saya lebih berarti dan bermanfaat,saya memiliki banyak kesempatan untuk bertemu orang orang,membantu orang orang, dan berbagi inspirasi dan pengalaman.

Begitu lah mungkin makna nasionalisme seorang ibu rumah tangga, tidak banyak yang bisa saya lakukan untuk negeri saya, tapi saya sedang mendidik anak anak saya untuk kelak berbuat lebih banyak untuk negeri nya ini.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun