Mohon tunggu...
Lullya
Lullya Mohon Tunggu... Bincang Ringan di Ruang Imaji

Hai, saya seorang penulis yang sudah lama vakum karena sedang fokus menggeluti dunia ilustrator. Tapi saya masih punya banyak minat dengan ulasan dunia perkopian, buku, kuliner, musik, film, interior, seni, psikologi hingga parenting. Buat yang ingin baca tulisan saya, silakan main ke : www.debiutilulistory.wordpress.com Buat yang ingin lihat karya ilustrasi saya, silakan tengok IG : @coffeelover9361 Mari berteman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semarang - Kota Sejuta Tukang Parkir Liar

2 Juni 2025   19:27 Diperbarui: 2 Juni 2025   19:27 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Muda Semarang Sumber : Pinterest.com

Sebagai orang yang sudah bermukim di Semarang lebih dari seperempat abad, bolehlah ya saya mengklaim diri sebagai warga kota Semarang tercinta ini. Maka tulisan ini bisa dong dikategorikan sebagai curhat warga lokal. 

Tulisan ini berawal dari rasa risih dan malu saya karena sering sekali saya menemukan keluhan para pendatang ke Semarang ini atas begitu banyaknya tukang parkir liar di kota lumpia ini. Boleh dibilang tukang parkir itu setia, alias setiap tikungan ada. Hadeeh. Kalau Magelang disebut kota sejuta bunga, padahal bunganya nggak ada, maka Semarang ini sering dijuluki kota sejuta tukang parkir.

Dan sudah pasti tukang parkir itu rata-rata liar karena mereka menarik "upeti" tanpa tanda terima berupa tiket. Jadi kemana aliran duit itu jadi nggak jelas. 

Jangan dibilang "Halah...cuma dua rebu saja lho, nggak bakal bikin kamu miskin". Oooh jangan salah...saya sering baca cuitan para mahasiswa yang cuma pingin fotocopy sekian ribu perak harus keluar duit ekstra dua ribu. Sementara mereka ini sebagai perantau, duitnya kadang mepet banget hanya cukup untuk makan harian. Dan lagi, apa coba kontribusi tukang parkir liar itu ke para pemilik kendaraan ? Jagain ? Nggak. Bantuin narik kendaraan ? Nggak. Mereka rata-rata mirip kayak jargon jadul, "Priiit...Jigo"...kalau sekarang ya "Priiit...dua rebu"

Ilustrasi Tukang Parkir Sumber : Pinterest
Ilustrasi Tukang Parkir Sumber : Pinterest

Oh tentu saja tidak semua tukang parkir liar seburuk itu. Ada juga yg memang benar-benar bekerja. Motor diatur rapi, dijagain, jok ditutupi alas agar nggak panas, karena panas kota Semarang ini memang mirip kompor sih. Tapi toh yang begini jumlahnya sedikit buanget. Lebih banyak yang bersikap seperti pemungut upeti bermodal peluit & rompi oranye, saingan KPK saja nih rompinya. 

Yang menyebalkan lagi, bahkan kendaraan hanya berhenti sebentar di tepi untuk sekedar mengecek ban, periksa ponsel, itu si rompi oranye sudah langsung berlari mendekat. Lah, memangnya jalanan ini mereka yg bikin sampai berhenti sebentar saja mau dihitung parkir ? 

Dan makin hari keberadaan tukang parkir liar ini makin menjadi-jadi. Bukan hanya jalan-jalan utama yang diparkiri. Kadang jalan kecil di kampung pun ditarik parkir. Begitu ada PKL makanan laris, banyak yang mampir, nah di situ si oranye ini tiba-tiba muncul. Bagi pedagang tentu saja ini merugikan, karena pembeli jadi enggan beli, karena mesti keluar duit ekstra, meskipun cuma sedikit. Tapi kalau dia sering jajan, pada akhirnya biaya parkir tetap saja jadi beban pengeluaran tersendiri. 

Selain jalan kecil, halaman minimarket yang harusnya bisa menggratiskan parkir bagi pembeli, tetap ditarik uang parkir. Padahal minimarket ini sudah bayar parkir tahunan ke pemda lho. 

Lucunya, sudah berlangsung lama, dikeluhkan banyak warga baik lokal maupun pendatang, pemkot Semarang ini seperti tak bisa membuat penertiban atau langkah perbaikan berarti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun