Mohon tunggu...
Man Suparman
Man Suparman Mohon Tunggu... w -

Man Suparman . Email : mansuparman1959@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Apa di Cianjur?

20 Oktober 2017   13:03 Diperbarui: 20 Oktober 2017   13:18 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam tiga hari terakhir ini, ada berita yang cukup menarik, dan menggelitik, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yaitu tentang Seketaris Daerah (Sekda) Cianjur, Cecep S Alamsyah (CSA), setelah heboh dikabarkan akan mundur, akhirnya terbukti, mengundurkan diri dari jabatan Sekda.  Alasannya, sebagaimana dikemukakan Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar, karena masalah kesehatan, yaitu menderita penyakit kencing manis.

Lebih menarik lagi, pasca pengunduran dirinya, Kamis (19/10) sore, CSA, langsung diantik oleh Bupati Cianjur, diberi jabatan baru Kepala Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (DPPT dan PM) Kabupaten Cianjur, menggantikan Endang Suhendar yang dialihkan menjadi staf ahli bupati. Sedangkan untuk mengisi kekosongan jabatan Sekda dipercayayakan kepada  Aban Sobandi yang semula menduduki posisi  Asisten Daerah.

Mencermati mundurnya CSA dari jabatan Sekda, ada beberapa catatan yang menarik, antaralain peristiwa serupa terjadi sekitar setahun yang lalu, saat itu Sekda Cianjur, Oting  Zaenal Mutaqin (OZM) pada tanggal 8 September 2016 mengundurkan diri jabatan sekda semasa Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh yang notabene ayah Bupati Cianjur sekarang, H. Irvan Rivano Muchtar. Waktu itu, alasan OZM mundur, karena ingin fokus dalam kegiatan usaha yang digelutinya.

Pasca mundur dari jabatan Sekda, OZM jadi staf ahli. Mundurnya OZM, tentu saja banyak menimbulkan pertanyaan apa yang terjadi, apa memang benar karena ingin fokus dibidang usaha ? Pelbagai dugaan pun muncul, jangan---jangan OZM mundur, diduga karena tidak tahan adanya beban dan tekanana-tekanan kepentingan sehingga memilih mundur.

Mundurnya OMZ, tentu saja berbeda endingnya dengan mundurnya CSA. Sedangkan CSA pasca mundur masih diberi kedudukan  menjadi pejabat strategis, yaitu menjadi Kepala DPPTM Kabupaten Cianjur, sebuah jabatan yang memerlukan mobilitas tinggi tidak bisa dibawa secara santai, karena merupakan badan penghasil dalam meraup pendapatan daerah dari sektor perizinan yang sekarang ini, kondisi persoalan perizinan di daerah ini karut-marut.

Persoalannya, jika saja alasan berhenti dari jabatan Sekda, karena alas an kesehatan menderita sakit kencing manis, rasanya sangat kurang tepat. Pertanyaannya, kok mau ditempatkan atau diberi kedudukan menjadi kepala badan yang menuntut kinerja esktra, dibandingkan jabatan Sekda yang bisa dikatakan berada dibelakang meja.

Dilain pihak jabatan sekda sebagaimana diketahui dalam ingkungan pegawai negeri sipil (PNS), merupakan jabatan karier tertinggi. Setelah mundur dari jabatan Sekda, CSA, sungguh luar biasa mau menjadi kepala badan, demi sebuah pengabdian yang tuluskah atau ada apa dibalik itu yang menyelinap ? Atas kondisi seperti ini, tentu saja banyak orang di daerah ini yang tak akan paham terhadap skenario apa yang dimainkan oleh bupati dan sekda. Tentunya yang tahu, hanya bupati dan sekda itu sendiri.  Wallohu'alam.

0000

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun