Mohon tunggu...
Maryati
Maryati Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 4 orang anak

Optimis, setia dan menebar kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Usia Empat Tahun Aku Didik Anakku Berpuasa

2 Mei 2021   08:38 Diperbarui: 2 Mei 2021   08:42 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Cara mendidik Anak setiap orang tua tentunya tidak sama, begitu juga dengan Aku. Semua ingin yang terbaik untuk Anak-anaknya. Sekalipun mereka kurang baik, tetap saja berharap Anaknya menjadi yang terbaik.

Terkadang juga ada orang tua yang terpaksa melibatkan Anak-anaknya supaya seperti mereka. Melakukan pekerjaan seperti orang tuanya tanpa memikirkan sebuah risiko. Misalnya seorang kuli panggul, sopir atau kuli bangunan. Bila orang tuanya mempunyai kasih sayang yang sungguh-sungguh terhadap Anaknya, maka mereka tidak akan menyuruh Anaknya seperti mereka. Apalagi jika Anak tersebut masih di bawah umur. Akan berakibat pada perkembangan tubuhnya terhambat karena memikul beban berat.

Begitu juga dengan aku sebagai orang tua dari empat orang Anak. Secara logika mungkin bisa jadi termasuk orang tua yang tega terhadap Anaknya, masa usia empat tahun Anak disuruh Puasa wajib? sedangkan ketentuan puasa itu diwajibkan bagi orang yang sudah balig kalau menurut hukum Islam.

Mengapa hal ini aku lakukan? karena di usia ini, Anak-anak ingin meniru semua apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jadi aku terapkan juga tentang Puasa pada Anakku. Kebetulan juga, aku dulu di didik sama orang tuaku dari kecil juga. Rata-rata ya sekitar usia empat tahunan.

Jangankan puasa, untuk sunat pun bagi Anak laki-laki diharuskan di sunat pada usia di bawah enam tahun. Soalnya kalau di kampung, Anak-anak sudah ikutan salat berjamaah di Masjid. Kata imamnya, jika belum di sunat maka tidak boleh masuk Masjid karena membawa najis ke dalam  Masjid. Itu sih cerita waktu aku kecil dulu saat di kampung halaman.

Memang Anak-anakku dari yang nomor satu sampai  nomor tiga, dulu saat aku berpuasa, mereka selalu bertanya "Puasa itu apa dan bolehkah Anak-anak berpuasa?." Atas pertanyaan itulah aku memperbolehkan puasa pada Anak-anakku mulai usia empat tahun.

Tentunya tidak mudah juga mengajarkan pada mereka untuk mengerti apa itu arti puasa   apa saja yang membatalkan puasa, apa saja yang dapat menghilangkan pahala puasa dan siapa saja yang wajib berpuasa.

Pada ketiga Anakku dimasa mereka menginjak usia empat tahun, aku hanya memberikan penjelasan pada mereka tidak secara detail tapi hanya garis besarnya saja. Sekalipun sampai detail, mereka tidak akan bisa memahaminya. Antara lain yaitu aku beri tahu pengertian puasa, yang membatalkan puasa, do'a mau puasa dan do'a buka puasa.

Arti puasa adalah menahan makan dan minum, juga hal-hal yang dapat membatalkan puasa di mulai terbit fajar hingga terbenam Matahari. Maklum saja namanya juga menjelaskan pada Anak kecil jadi tidak begitu rinci. Lalu aku menjelaskan pada mereka bahwa tidak boleh memasukkan apapun ke dalam mulut, nanti puasanya batal.

Alhamdulillah mereka cukup memahaminya. Terutama Anak yang kesatu dan kedua memang cukup paham. Selama berpuasa di usia empat tahun, aku selalu memantau mereka hampir tiap jam setelah bangun dari makan sahur. Aku lihat keduanya sangat konsisten untuk berpuasa. Tidak pernah diam-diam ambil minum atau mencicip makanan di kulkas Juga aku perhatikan kondisi mereka. Jika dia agak demam, batuk atau pilek, mereka tidak diperbolehkan lagi berpuasa.

Ada sedikit perbedaannya, yaitu Anak ketiga yang laki-laki. Dia pernah aku pergoki habis buka kulkas tapi mulutnya basah. Namun, aku tidak memarahinya dan aku pura-pura tidak tahu saja. Hal ini Mungkin karena Anak ketiga itu laki-laki. Dia banyak bermain keluar rumah. Wajar saja kalau dia sering kehausan dan mungkin melihat teman-teman seumurannya pada jajan tidak berpuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun