Mohon tunggu...
Maryati
Maryati Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 4 orang anak

Optimis, setia dan menebar kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Biarkan Penderita Stroke Bertambah Buruk

8 Maret 2021   10:00 Diperbarui: 8 Maret 2021   10:02 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Maryati

Kisah ini ditulis hanya berdasarkan pengalaman pribadiku saat mengurus kedua orang tua yang mengalami stroke ringan/awal terutama bapakku. Penanganan secara cepat alhamdulillah sembuh kembali dalam kurun waktu kurang dari dua minggu.

Kejadiannya berawal dari saat aku mudik selama 12 hari ke kampung halaman. perasaanku begitu tidak enak ingat terus sama bapakku. Aku putuskan untuk mudik sendiri ke kampung halaman, tapi anakku yang bungsu minta ikut. Kami akhirnya mudik berdua dan untuk sementara alasan untuk anakku ke pihak sekolah hanya izin tidak masuk sekolah saja.

Setibanya di rumah, nampak bapakku sehat-sehat saja dan dialah yang menunggu kedatanganku sendirian di teras rumah. Menjelang maghrib, bapakku mengeluh pusing dan badan terasa lemas. Dia meminta kami anak-anaknya membawa ke klinik tempat langganan keluarga yaitu Dokter Spesialis  Syaraf. Sebelum berangkat aku dan kakakku sudah mencari mobil untuk kami sewa buat antar bapak ke RS.

Antrian ke dua belas  telah tiba, sang dokter pun menyuruh Bapakku masuk dan kami juga ikut masuk. Dokter menanyakan keluhan sakit lalu  bapakku menyebutkannya, keluhan yang dia alami yaitu pusing, mual-mual dan badan terasa lemah dan juga merasa capek banget antrinya.

Sang dokter cuma mangut-mangut saja, lalu meneruskan pembicaraannya. Beliau mengatakan bahwa Bapakku mengalami tanda-tanda Hipertensi Emergensi (kalau gak salah)  dan bisa berlanjut ke stroke kalau tidak segera ditangani. Beliau menilai dari hasil riwayat penyakit yang dialami Bapak sebelumnya dan juga berdasarkan hasil tensi/keluhan yang dipaparkan tadi.

Akhirnya aku dan kakakku berpamitan kepada Dokter untuk pulang sambil menunggu resep yang dituliskan Pak Dokter. Saat memberikan resep, beliau menyarankan kepada Bapakku supaya menjaga pola makan. Yang lebih diutamakan lagi pesan beliau yaitu :

1). Berhenti merokok
Memang Bapakku suka banget merokok, rokoknya  Merk Djarum cokelat.

2). Mengurangi makan mengandung garam. Biasanya para orang tua jaman dulu sukanya makan ikan asin, sambal yang pedas.
Setelah Dokter spesialis itu memberikan resep tertulis dan resep secara lisan, akupun sempat memberikan resep juga padanya. Apakah resep dariku kepada sang Dokter? "Tolong Pak Dokter, Jangan kelamaan banget menangani pasien  yang sudah Manula," kataku. Lalu sang Dokter menjawab "Maaf Ibu, saya hanya menjalankan tugas saja disini dan saya pekerja di sini" Bu. 

Akupun menjawab lagi "Tolong Bapak sampaikan saja pesan dari saya sebagai keluarga pasien, karena Bapak punya wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis."  Pasien bisa-bisa sakitnya tambah parah akibat kecapean menunggu antrian, dari jam 7 hingga jam 10 malam.(Sang Dokter hanya mangut saja).

Berlanjut ke pengambilan obat dan antri juga. Bapakku mulai bertingkah dan sedikit mengoceh, dibilangnya duit dia hilang 100.000. Bapakku mondar-mandir kesana-kemari cari duit yang hilang. Mungkin pengaruh tensi yang tambah tinggi akibat rasa jenuh, capek berbaur menjadi sedikit stres. Padahal Bapak tidak membawa uang sepeserpun, karena uang dipegang olehku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun