Tulisan ini merupakan catatan penulis ketika menghadiri acara "Pameran bersama Museum" dngan tema  "Museum untuk kemajuan informasi dan peradaban bangsa" dan "Seminar Nasional, Konvergensi Museum, Arsip dan Perpustakaan di Era Teknologi 4.0. Senin, 19 Agustus 2019. Bertempat di Gedung Nusantara Komplek MPR/DPR Senayan Jakarta.
Pameran diikuti oleh 18 museum dan 2 komunitas, Â dan beberapa instansi/lembaga baik pemerintah maupun swasta. Berdasarkan data Asosiasi Museum Indonesia, saat ini terdapat 500 museum yang ada di seluruh Indonesia.Â
Seminar Nasional menampilkan 2 (dua) Narasumber, yakni Dr. M Taufik, MSi..Plt. Kepala Arsip Nasional dan C. Musiana Yudhawastri, M.Hum, Ketua Umum Komunitas Jelajah. Sedangkan sebagai pembicara utama adalah Dr. Fadli Zon, SS, MS.c., Wakil Ketua DPR RI.
Dr. M. Taufik membawakan makalah dengan judul "Konvergensi Arsip sebagai memori kolekstif bangsa di era 4.o".  Disebutkan bahwa Konvergensi  media atau konvergensi teknologi informasi dan komunikasi  dalam hal ini mengarah pada pengelolaan konten (informasi, gambar, audio, video, dll.) agar bisa masuk dalam dalam jenis teknologi apapun. Salah satu prinsip dalam revolusi industri 4.0 adalah transfaransi informasi. Arsip mempunyai peran penting dalam era 4.0, diantaranya kegunaan arsip sebagai (1) Tulang punggung organisasi, (2) Bukti akuntabilitas organisasi, (3) Aset organisasi, (r)  Identitas organisasi, (5) Bukti sah di pengadilam (6) Bukti sejarah, (7) Memori organisasi, (8)) Tulang punggung manajemen. Konvergensi Arsip berubah menjadi data, informasi dan pengetahuan, dan dapat dialihmediakan dalam bemtuk digital serta dapat digunakan untuk kepentingan lembaga/organisasi maupun perorangan dan  masyarakat umum.
C. Musiana Yudhawasthi, narasumber kedua membawakan makalah dengan judul " Konvergensi lembaga dokumenter di era revolusi industri 4.o. Dipaparkan tentang sejarah singakat revolusi industri yang dimulai pada tahun 1778 demgan digunakannya mesin uap dalam berbagai jenis pekerjaan.