Mohon tunggu...
Malik Ibnu Zaman
Malik Ibnu Zaman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Suka baca buku

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kakek Buyut Saya Hendak Diculik Ketika Orde Baru

10 Juli 2021   18:45 Diperbarui: 10 Juli 2021   18:47 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu kita tidak asing lagi dengan istilah Petrus atau Penembak Misterius, ataupun kasus penculikan ketika zaman orde baru. Meskipun saya tidak pernah mengalami orde baru, saya percaya saja akan cerita tersebut. Menurut beberapa orang yang pernah mengalami zaman orde baru hal tersebut adalah sesuatu hal yang tidak asing lagi. 

Menurut salah seorang warga, bahwa sering terjadi mayat yang ditemukan di perbatasan desa dibungkus dengan karung, ada tato dan ada luka tembak. Mayat tersebut bukan berasal dari desa itu atau desa desa tetangga.

Sehingga masyarakat pun sudah memahami bahwa itu pasti korban Penembak Misterius. Alhasil banyak dari pemuda-pemuda yang saat itu mempunyai tato dihapus, cara menghapus tato tersebut bisa dikatakan ekstrim yaitu menggunakan setrika.

Saya sendiri pernah mendapatkan cerita dari Ibu saya tentang Kakeknya yang pernah hendak diculik ketika orde baru, berarti itu Kakek Buyut saya. Kejadian itu terjadi sekitar tahun 1995.

Jadi ceritanya begini, saat itu Kakek Buyut saya ini sedang mengairi sawah, perlu kalian ketahui bahwa mengairi sawah di desa tempat saya tinggal, sejak dahulu hingga sekarang itu dilakukan di malam hari. Mulai dari jam 12 malam hingga jam 3 dini hari.

Entah mengapa mengairi sawah di jam segitu, saya pun tidak tahu alasannya. Saya menduga karena sulitnya air untuk mengairi sawah. Karena dalam hal irigasi pertanian ini, sebagian sawah di tempat saya tinggal masih bergantung pada saluran air irigasi dari desa tetangga.

Seperti biasa malam itu Kakek Buyut saya berangkat dari rumahnya pukul dua belas malam menuju sawah. Sawah yang dituju terletak di ujung desa dekat kuburan desa, bisa dikatakan perbatasan dengan desa sebelah.

Kakek Buyut saya pulang dari sawah sehabis mengairi sawah di jam tiga dini hari. Cara mengetahui jam tiga dini hari saat itu ya dari bedug yang bergema di Masjid Desa.

Ketika hendak pulang itulah Kakek Buyut saya dihadang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal, berpakaian seperti ninja sambil membawa senjata api "Mbah, ayo ikut dengan saya. Jangan melawan, kalau tidak mau kami berbuat kasar," ujar salah seorang dari kelompok tersebut.

Kakek Buyut saya pun hanya menurut saja dan tenang-tenang saja, tidak takut. Beliau pun dinaikan ke dalam truk yang seperti truk tentara sudah menunggu di jalan raya. Namun anehnya truk tersebut tidak mau berjalan, setelah diperiksa padahal tidak ada kerusakan sama sekali. Gerombolan penculik ini pun pada bingung, sementara itu Kakek Buyut saya terus mengucapkan Al-Insyirah dan Al-Fiil, serta meminta pertolongan kepada Allah SWT.

Kakek Buyut saya pun disuruh untuk turun, ketika Kakek saya turun truk tersebut menyala lagi. Kemudian Kakek Buyut saya disuruh naik lagi, tetapi truk tersebut tidak bisa menyala lagi. Begitu seterusnya hingga Adzan Subuh. Akhirnya para gerombolan penculik ini pun tidak jadi menculik Kakek Buyut saya, dan mempersilahkannya untuk pulang "Silahkan pulang Mbah, saya tidak jadi menculik panjenengan," ujar Pemimpin gerombolan penculik tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun