Mohon tunggu...
Mohamad Sastrawan
Mohamad Sastrawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Matraman

http://malikbewok.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

PBNU & Pertahanan Negara

25 September 2017   10:25 Diperbarui: 25 September 2017   11:20 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.tribunnews.com

Belum lama ini, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menemui Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj dengan agenda pembicaraan tentang kedaulatan dan keutuhan negara. Pertemuan ini menjadi menarik, karena orang nomor satu di ormas Islam terbesar itu ditemui orang nomor satu di Kementerian Pertahanan.

PBNU sebagai salah satu ormas paling dihormati di negeri ini, memiliki komitmen kebangsaan yang tidak perlu diragukan lagi. Dalam bukunya yang berjudul "Meneguhkan Islam Nusantara", KH. Said Aqil Siroj menegaskan NKRI harga mati, serta Pancasila dan UUD 1945 telah final.

Dalam bukunya tersebut, PBNU memposisikan diri sebagai pembangun dan penguat tiga persaudaraan yakni ukhuwah islamiyah(persaudaraan Islam), ukhuwah wathoniyah(persaudaraan sesama warga negara) dan ukhuwah insaniyah(persaudaraan seluruh umat manusia).

Sungguh tepat jika PBNU menjadi tempat sowan karena dia menjadi pelopor dalam mengawal NKRI. KH Said mengungkapkan Indonesia tidak seperti karakter bangsa di Timur Tengah, semisal Suriah, Irak, Mesir atau Libya. Krisis Timur Tengah terjadi karena tidak ada yang menjadi penengah di dalam negara, hingga menelan korban jutaan orang sebagai tragedi yang dikenal dengan "Arab Spring".

"Alhamdulillah,di Indonesia tidak terjadi, sebab ada NU yang berfungsi sebagai penengah," kata KH Said dalam bukunya tersebut.

Dalam perspektif pertahanan negara, ormas keagamaan memiliki peran strategis karena mereka memiliki fungsi mengamalkan agama untuk memperkuat negara. Inilah yang menjadi peran NU sebagai organisasi sosial keagamaan di Indonesia. Sebagai Ketua Umum PBNU, Kang Said memikul beban berat untuk menjadi jembatan antara pemerintah dan organisasi keagamaan, juga menjadi penyambung lidah rakyat dalam kebijakan Pemerintah.

Hal ini menjadi kebijakan utama PBNU agar ormas Islam dapat memberi kontribusi bagi Pemerintah dan Bangsa Indonesia. Masukan yang diberikan seputar keamanan, pertahanan negara, politik, sosial, budaya hingga isu-isu aktual keagamaan. Tentunya, hal ini menjadi menarik, di tengah upaya Indonesia melawan ancaman dan tantangan globalisasi, PBNU hadir seperti oase di tengah padang pasir.

PBNU meyakini kondisi Indonesia, yang memiliki ormas Islam sebagai kekuatan civil society. Menurutnya, kekuatan civil societysangat strategis dan bisa menyelamatkan keutuhan bangsa dan negara.

"Di Indonesia, liyatafaqqahu fiddin-nya pas-pasan, tetapi waliyundziru qaumahum-nya luar biasa. Itu bisa terjadi lantaran apa? Karena ada ormas Islam, ada NU, Mathla'ul Anwar, Syarikat Islam, Al Ittihad, Perti dan seterusnya. Jadi, ormas Islam sebagai kekuatan peran civil society sangat penting untuk menyelamatkan keutuhan bangsa dan negara Indonesia ini. Negara besar manapun harus menggandeng kekuatan civil society.Kalau di Eropa, organisasi perekatnya itu ya gereja-gereja, sementara di Afrika Utara, Libya menggunakan tarekat tasawuf," terang KH Said. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun