Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Horor, Hiburan dan Efek Negatif Generasi Muda

31 Oktober 2020   08:05 Diperbarui: 4 November 2020   04:43 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan Film Sundel Bolong (youtube.com)

Saya adalah salah satu pria yang begitu demen dengan kisah-kisah mistis. Bahkan sejak usia remaja saya terlalu bersemangat untuk menonton tayangan berbau horor di televisi.

Jika ada tayangan video tetangga pas acara khitanan, tak pernah sekalipun saya melewatkannya. Padahal jika dilihat, video tersebut diputar dengan televisi ukuran 20 inci. Jadi kebayangkan betapa mungilnya tayangan serem itu.

Tidak hanya tayangan video di hajatan kampung, karena ketika ada layar tancap, hasrat untuk menikmati hiburan yang menyeramkan menjadi salah satu menu hiburan di kala masih lajang. Pernah saya nekat jalan kaki sejauh sepuluh kilo meter demi mendapatkan hiburan gratis ini.

Kesenangan menonton video horor tersebut berlanjut di rumah yang biasanya diputar pada malam hingga menjelang dini hari. Orang-orang seisi rumah sudah terlelap tidur dengan mimpinya masing-masing. Sedangkan saya cukup bergidik karena menikmati tontonan yang dapat dikatakan seram.

Beruntungnya, saya sangat hobi tontonan ini, meskipun acapkali terbawa mimpi dan suasana ketika melewati tempat-tempat yang sunyi tanpa lampu penerangan. Yang lebih seram lagi kalau sudah melewati pekuburan atau pemakaman, rasa-rasanya dagdigduk saja di hati.

Kesenangan pada sebuah tontonan tentu bukan karena obat kesepian. Karena hobi, maka di manapun berada selalu berburu meskipun harus melakukan perjalanan jauh dan hanya bermodalkan sepeda ontel butut. 

Bahkan jika tidak ada sepeda karena rusak, kami sekawanan anak-anak muda kampung, rela berjalan kaki berkilo-kilo meter demi menonton Film Susana misalnya. Sebuah aksi nekat bagi yang bernyali ciut atau penakut.

Apakah menonton film horor hanya sekedar hiburan? Tentu tidak. Menonton tidak  hanya mencari hiburan semata, melainkan banyak hal yang bisa petik dan pelajari, karena di dalamnya kami mengenal salah satu budaya tradisional berupa ilmu santet, teluh, gendam atau sihir. Mengenal senjata purbakala dan ajian-ajian kesaktian. 

Selain itu kami banyak belajar aneka doa yang berguna untuk mengusir setan atau jin. Coba saja kita amati film-film era 80-an, pastilah di situ terdapat pertarungan antara setan, genderuwo atau dukun dengan ustadz atau kiyai. 

Pertarungan antara hitam dan putih dan beberapa jenis bela diri juga dipertontonkan. Kiranya selalu saja untuk menarik untuk ditonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun