Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inilah Sebab Mesti "Delete" Pertemanan

8 Juli 2020   11:56 Diperbarui: 8 Juli 2020   19:28 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar : cleo.co.id

Menjadi makhluk sosial adalah fitrah bagi manusia, karena memang Tuhan menciptakan manusia agar mereka saling berkomunikasi satu sama lainnya. Agar mereka saling mengenal dan menjalin ikatan yang saling memberikan manfaat. Tidak memandang apa warna kulit mereka, agama maupun bahasa yang digunakan.

Berteman adalah sifat khas. Sifat yang melekat ini tentu saja dalam kehidupan sehari-hari selalu bersentuhan dengan sebuah pertemanan. Yap. Baik secara real maupun unreal atau maya, pertemanan menjadi salah satu kebutuhan semua individu.

Terkait usaha mencari teman, saat ini dunia sudah menyajikan media yang amat lengkap bagaimana menjalin pertemanan itu. Baik yang gratis misalnya bertatap muka atau melalui media jejaring sosial, atau yang berbayar yang melibatkan institusi atau platfor pencarian jodoh yang terserak di jagat internet. Semua itu bisa menjadi medium siapa saja yang ingin menjalin pertemanan.

Itulah gambaran betapa mudahnya kita untuk menjalin pertemanan. Bukan hanya sebagai teman, karena di balik itu boleh jadi berlanjut ke jenjang yang lebih serius, entah urusan bisnis atau jenjang pernikahan.

Namun demikian, ketika menjalin pertemanan, khususnya teman "maya" ternyata tidak semuanya bisa mengetahui bagaimana cara menjalin pertemanan yang baik. Menjaga hubungan pertemanan itu agar tetap luhur dengan menjaga nilai-nilai kesopanan. Bahkan tidak hanya berkaitan dengan nilai kesopanan, karena di sana perlu adanya sense untuk saling menjaga rahasia dan privasi atau hak-hak secara individual.

Sayangnya tidak setiap orang memahami bagaimana menjaga norma pertemanan itu. Yang ada adalah sengaja mengeksploitasi pertemanan demi kepentingan pribadi dan mengganggu hak-hak orang lain.

Nah, kenapa sih pertemanan yang sejatinya amat disunnahkan oleh agama ini mesti diaudit lagi. Apakah pertemanan ini layak dipertahankan lebih lama?

Pertama, ketika teman sudah mencampuri urusan pribadi atau keluarga
Hal ini sepertinya berlaku juga ya untuk semua orang. Kenapa? Karena memang urusan pribadi tidak seharusnya dicampuri atau diganggu oleh orang yang di luar keluarga. Dengan kata lain untuk apa menjadikan mereka teman jika bisa mengganggu kepentingan dalam keluarga. Atau lebih parah lagi bisa merusak keharmonisan rumah tangga.

Keputusan untuk men-delete atau menghapus pertemanan sebenarnya amat berat, lantaran terkadang di dunia nyata mereka sangat kita kenal atau sudah dikenal lama dan akrab dengan kita. 

Namun sayangnya, tanpa diminta, sang teman tiba-tiba begitu antusias untuk ikut dalam pembicaraan dan persoalan yang menurut kita amat tidak layak untuk dicampuri orang lain. Karena jika satu persoalan itu sudah dicampuri pihak ketiga, tentu makin sulit mencari jalan keluarnya.

Jangankan persoalan akan selesai, sebaliknya nambah runyam saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun