Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inilah Sebab Mesti "Delete" Pertemanan

8 Juli 2020   11:56 Diperbarui: 8 Juli 2020   19:28 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar : cleo.co.id

Kedua, Ketika teman kita melakukan hal-hal yang tidak wajar dan ekstrim
Menjadikan beberapa pribadi sebagai teman akrab bukan hanya persoalan tertawa atau nangis bareng. Tapi bagaimana mereka tetap melakukan tindakan yang wajar menurut kita. Tidak melanggar norma-norma tertentu.

Seperti halnya ketika teman kita seketika pamer bahwa mereka menyukai banyak wanita dan berusaha mengoleksinya, atau memiliki hobi baru sebagai penikmat narkoba. Maka seketika itu pertemanan perlu saya tinjau ulang. Kenapa? Karena saya berusaha menjauhi kemudharatan dari pertemanan itu.

Biarlah satu teman asal bisa menjaga diri kita dari penyimpangan agama dan tata nilai dari negara, daripada memiliki banyak teman yang justru menjerumuskan kita.

Namun demikian, bukan berarti sikap ini adalah bentuk diskriminatif atas kebiasaan orang lain, namun usaha untuk menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Ketiga, Ketika teman terlalu perhatian (khususnya wanita)
Boleh jadi karena saya pria dan bukan lajang lagi, tentu menjaga pertemanan amat penting sebagai ladang untuk mencari hal-hal yang bermanfaat. Karena bagaimanapun juga setiap pribadi amat membutuhkan orang lain untuk bersosialisasi.

Nah, sikap kita yang biasanya care dengan pertemanan eh ternyata harus dikotori oleh sikap yang terlalu berlebih-lebihan. Memuji berlebih-lebihan, mengomentari kebiasaan dengan tanpa menghargai hak-hak pribadi dan ada yang lebih tidak tepat lagi adalah secara terang-terangan ingin merusak rumah tangga kita. 

Teman yang memiliki kepribadian yang terlalu over-acting dan over-care ternyata tidak membuat pertemanan itu menjadi nyaman. Khawatirnya akan menimbulkan fitnah pada hal-hal yang tidak kita lakukan.

Misalnya karena terlalu akrab di jejaring sosial, orang lain akan menganggap kita sosok gampangan, pakar selingkuh atau suka main perempuan. Padahal pertemanan dan keakraban itu hanya sebatas karena kenal di dunia kerja saja. Selain itu tidak ada yang istimewa.

Kesannya gak bagus banget kan??

Keempat, Ketika teman sudah melanggar kesepakatan 
Salah satu hal yang membuat pertemanan bisa langgeng adalah ketika masing-masing pihak selalu menjaga komitmen. Yap. komitmen sebagai teman. Meskipun acapkali pertemanan di media sosial dijalin antar manusia yang sama sekali belum mengenal. Misalnya dari teman ke teman lain, atau dari saudara ke saudara lain. Bahkan dari kolega atau teman-teman kerja yang sama sekali tidak mengenal. 

Boleh jadi kesamaan pekerjaan, hobi, atau karena hal lain yang menurut kita butuh untuk menjalin pertemanan. Tentu para teman itu awalnya belum sama sekali di kenali. Hanya melalui media sosial, bersambung ke WA atau telpon-SMS, dan jadilah keakraban di antara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun