Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Istri dan Anakku, Jadilah Kartini di Hati Suami dan Ayahmu

21 April 2018   06:00 Diperbarui: 21 April 2018   09:06 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepatnya 20 April, anak gadisku 11 tahun menapaki kehidupan yang penuh warna-warni.  Ada kebanggaan dan haru yang bergemuruh dalam hati,  karena di usia ini ia harus bersabar untuk tidak bertemu sang bunda lantaran berjuang meraih mimpinya. Lebih dari setahun yang lalu sang bunda menginjakkan kaki di negeri orang demi sebuah cita-cita. 

Dan tepat pula di hari ini,  adalah saat-saat mengenang hari lahirnya RA.  Kartini yang bertepatan dengan sehari setelah kelahiran anakku yang pertama,  hari ini 21 April sebagai moment sejarah yang mengingatkan bahwa ada sosok tokoh emansipasi wanita. 

Meskipun ada banyak sosok yang hakekatnya memperjuangkan bahkan mengamalkan nilai emansipasi wanita yang banyak digelorakan oleh para wanita di berbagai penjuru bumi.  Seperti Siti Khadijah ra.  Seorang istri Rasulullah SAW yang turut memperjuangkan agama Allah, mendampingi sang suami dalam berdakwah dan menyumbangkan seluruh hartanya demi misi suci jalan dakwah tersebut.   

Dan tak lekang pula sosok Siti Aisyah ra. Yang begitu beraninya memanggul senjata demi perjuangan.  Ada pula Siti Fatimah ra.  seorang putri Rasulullah yang keteladanannya membuat kagum.

Ada pula sosok wanita Tjut Nya'Din seorang tokoh pejuang kemerdekaan dari Aceh, yang telah mengharumkan nama Indonesia atas kegigihannya dalam perjuangan,  dan tokoh-tokoh wanita lain yang tidak disebutkan satu persatu.  

Seperti halnya sosok RA.  Kartini dan kartini-kartini yang lain tentu menitipkan pesan bahwa seorang wanita seharusnya menjadi idola,  menjadi kebanggaan bagi keluarga khususnya,  dan menjadi Kartini baru dalam mengembangkan "jihad" untuk emansipasi wanita. 

Di mana wanita merupakan sosok penting dalam sebuah rumah tangga.  Ia selalu menjadi warna dan ruh bagi kokohnya sebuah ikatan suci itu.  Meskipun banyak wanita yang "lupa" akan eksistensinya sebagai wanita,  ternyata banyak wanita yang mampu mengawal negeri ini menjadi negara yang dihormati karena adanya wanita. 

Wanita yang sholehah yang membuat bangga karena kegigihannya dalam perjuangan menebar kebaikan,  dan tentu saja perjuangannya dalam mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang. Melahirkan generasi yang membanggakan karena keelokan budi bahasanya serta perjuangannya bagi kemajuan masyarakat disekitarnya. 

Akhirnya,  wahai istriku dan anakku,  tetaplah jadi Kartini baru dan penerus perjuangan Siti Khadijah,  Siti Aisyah dan Siti Fatimah dalam menjaga kehormatan keluarganya,  lingkungannya,  bangsa dan negaranya dan tentu saja kehormatan agamanya. 

Salam

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun