Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhirnya Sukmawati Meminta Maaf

4 April 2018   18:44 Diperbarui: 5 April 2018   09:41 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Sukmawati melakukan konferensi pers menyampaikan permintaan maaf kepada umat Islam terkait puisi Ibu Indonesia yang sempat menjadi kontroversial (tribunnews.com)

Siang ini, Sukmawati Soekarnoputri, putri dari almarhum Soekarno telah meminta maaf. Dengan konferensi pers yang dihadiri beberapa awak media, wanita yang sempat membuat gaduh negeri ini akhirnya mengakui bahwa apa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan.

Sebagaimana dirilis oleh Tribunnews.com, (4-4-2018), dengan deraian air mata beliau mengungkapkan penyesalannya karena telah membacakan puisi yang belakangan ini sempat membuat gaduh dan kontroversi. Puisi yang berjudul "Ibu Indonesia" itu ternyata telah memancing amarah, kecaman dan reaksi lain yang turut memperkeruh susana. Meskipun dalam pernyataannya ia mengaku tidak memiliki tendensi untuk menghina agama Islam.

Puisi yang dibacakan tersebut ternyata membuat  umat Islam geram, lantaran isinya dianggap melecehkan Islam. Dengan membandingkan antara cadar dan sari konde serta suara kidung dengan adzan tentu membuat gerah. Akibatnya, banyak reaksi yang muncul. Reaksi yang muncul dari pembuatan puisi tandingan, meme-meme yang menyinggung putri tokoh proklamator tersebut. 

Tak hanya reaksi yang bermunculan di media, karena akibat kesalahannya hingga berujung aksi penggalangan umat untuk melakukan demo agar Sukmawati dibawa ke meja hijau.

Dengan permintaan maaf ini mudah-mudahan menjadi pelajaran agar tidak membuat sesuatu yang berujung reaksi yang merusak citra kedamaian bumi pertiwi. Meskipun puisi atau sastra merupakan karya yang hanya dipahami si pembuatnya, tapi semestinya dijauhkan dari tendensi negatif untuk mendiskreditkan agama tertentu. 

Apalagi kondisi bangsa ini tengah berada dalam kondisi "panas" lantaran konflik-konflik yang berkaitan syariat Islam yang bisa bermuara pada konflik horizontal. Semoga kejadian ini tidak terjadi lagi agar bangsa Indonesia tetap rukun, damai dan harmonis dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Berikut videonya:

https://youtu.be/pq0lIu7RbFg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun