Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Memberikan Kebebasan, tapi Terbatas

5 November 2017   06:48 Diperbarui: 6 November 2017   18:30 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika anakku bilang "Yah, boleh gak aku ikutan teman-teman acara makan-makan di rumah teman?" Jawabku ya boleh saja asal jangan kelewat batas.

Sebagai orang tua dan dahulu juga pernah merasakan bagaimana usia muda yang menyenangkan, tentu tidak asing lagi dengan dunia anak muda yang cenderung ingin merasakan asyiknya bermain bersama teman.

Merasakan bagaimana bisa menjalin persahabatan dengan teman sebaya, adik, kakak atau orang yang berbeda dari umurnya. Semua ingin merasakan bagaimana sebuah kebebasan bergaul dalam suasana akrab dan ceria yang tidak lagi terhalangi oleh sekat-sekat perbedaam status sosial.

Menjalin persahabatan dan pergaulan yang secara tidak langsung sebagai proses pengenalan diri dan lingkungan. Proses penumbuhan diri secara psikologis maupun sosial yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan manusia secara wajar.

Pertumbuhan yang semestinya tidak boleh dibatasi oleh apapun selama itu dilalui dengan hal-hal yang positif dan menghindarkan diri dari hal yang negatif.

Menjadi muda yang bertumbuh secara wajar dan bahagia dengan kebebasan yang terbatas. 

Dengah kata lain dalam setiap tahap perubahan diri semestinya dilalui dengan cara yang positif. Maka dari itu, membatasi pada hal-hal yang  positif saja dan menghindarkan diri dari hal-hal yang negatif.

Mudah memang membesarkan anak secara fisik semata. Tapi sulit membesarkan anak dalam tataran psikologis sosial yang alami dan positif.

Mengapa demikian? Banyak orang tua yang mampu membesarkan anak secara fisik saja, yaitu anak menjadi besar dan lama-lama menjadi tua. Namuh, banyak yang belum berhasil atau dapat diibilang gagal membesarkan kepribadian anak dengan kebaikan.

Tidak mudah memang, karena dalam masa perkembangan fisik, psikis dan sosial tersebut, tentulah banyak faktor yang akan sangat mempengaruhinya. Misalnya faktor keluarga, media atau alat-alat permainan termasuk di dalamnya gadget dan juga lingkungan. Lingkungan termasuk di dalamnya teman-teman bermain dan orang-orang lain yang turut mempengaruhi perkembangannya.

Bolehlah diambil contoh ketika sang anak ingin mengikuti acara makan-makan bersama teman-temannya, tentu dalam fikiran kita "apakah anak kita benar-benar mengikuti acara makan-makan atau ada kegiatan lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun