Mohon tunggu...
Malakik Sanjo
Malakik Sanjo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Pendek tentang Segala Hal

18 Juni 2017   09:39 Diperbarui: 18 Juni 2017   09:48 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.yes24.co.id

Kalau saya disuruh menyebutkan  judul buku yang selayaknya dibaca anak sekolahan maka yang pertama muncul di kepala saya adalah bukunya Bill Bryson berjudul : A short History of Nearly Everything. Saya terjemahkan disini judul itu menjadi  Kisah Pendek Tentang Segala Hal.

Saya lupa awal musabab saya membeli buku ini sekitar sepuluh tahun yang silam,  mungkin karena rating nya tinggi di Amazon, atau karena sedang ada diskon di Indigo, yang jelas  buku ini menjadi salah satu favorit saya sejak saat itu.

'Lagi baca buku apa sih kok mama ngakak gitu', tanya anak saya waktu itu. 

'Buku ilmu pengetahuan alam',  kata saya. 

'Lha  apa lucunya buku ilmu pengetahuan alam' katanya.  

Justru itu keistimewaan nya,  seperti namanya 'Kisah Pendek Tentang Segala Hal'  buku ini keseluruhannya bercerita  tentang segala sesuatu mengenai ilmu pengetahuan alam, di mulai dengan teciptanya alam semesta, galaksi bima sakti, tata surya, bumi dan isinya, teori seleksi alam Darwin  sampai kepunahan spesies makhluk hidup. Buku ini juga melampirkan kisah berbagai sosok ilmuwan terkenal maupun kurang terkenal (tapi seharusnya dikenal) serta intrik intrik sosial dibalik penemuan beragam bidang pengetahuan. Bahan  pelajaran yang menerbitkan kantuk dikelas IPA   ditulis dengan gaya bergosip serta berguyon dengan contoh contoh yang menarik sehingga  bisa menjadi santapan  yang lezat dikunyah dan ditelan oleh orang awampun.

Chapter pertama yang bertema 'Sesat di dalam Kosmos' berujung pada kesimpulan : alam semesta tercipta seketika,  dari ketidak adaan menjadi ada,  dan menuju ketidak adaan.   Pemikiran yang sama beratnya dengan cuplikan dari kitab suci ini dituturkan dengan gamblang apa  adanya tanpa sok berfilsafah.

Potongan sepak terjang para ilmuwan  dilantunkan menawan yang mana  bila dijajalkan kepada anak anak smp dan sma bisa melahirkan   'scientist wannabees' dikalangan generasi muda ini, sehingga cita cita  ingin masuk ITB bukan cuma sekedar jalan pintas untuk mendapatkan kehidupan layak, tapi lebih karena impian untuk menjadi pakar di bidang ilmu tertentu.  

Buku ditutup dengan tema 'Kera yang Terus Berkelana' berisi debat hangat yang konon masih berlangsung hingga kini  mengenai kemana perginya saudara tua kita para Neanderthal dan balada  homo sapiens alias manusia berakal 'aka' kita semua, diakhiri dengan kisah  punahnya berbagai satwa tak berdosa akibat ulah keisengan para manusia yang 'berakal' ini.

Satu hal yang saya agak sesalkan dari buku cerdas ini, Bill Bryson kelihatannya kurang suka dengan ilmuwan yang bukan dari negeri berbahasa Inggris, terutama Perancis. Ada chapter yang isinya mengolok ngolok kisah hidup seorang ilmuwan Perancis bernama Bouger seolah olah dia ilmuwan gadungan, padahal sebenarnya nama ilmuwan ini sangat dikenal dan identik dengan suatu metoda pengukuran gravitasi yang dipakai sampai sekarang.

Sangat disayangkan terakhir saya google dan cari di Gramedia  tidak menemukan terjemahan buku ini ke dalam bahasa Indonesia.  Dari itu saya merasa perusahaan besar, semisalnya Pertamina, mungkin bisa diminta menggelontorkan sebagian  dana kontribusi sosial kemasyarakatannya untuk membeli hak terjemahan buku ini dari penerbit asli, menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menyumbangkan ke sekolah sekolah untuk menjadi bahan bacaan murid murid IPA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun