Mohon tunggu...
Ayu komariyah
Ayu komariyah Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas islam 45 bekasi

Makhluk imut:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna dan Cakupan Ilmu Pengetahuan Perspektif Hadist

13 Juli 2020   22:40 Diperbarui: 13 Juli 2020   22:34 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Topik dalam tulisan ini menjadi sangat menarik apabila kita telaah secara lebih luas bagaimana ilmu pengetahuan dapat mempengaruhi pemikiran manusia yang memiliki rohani. Dalam problema tatanan dalam masyarakat dunia baru, manusia dihadapkan dalam redupnya pemikiran serta etos keilmuan di kalangan umat Islam. Hal ini didorong dengan adanya penguasa ilmu dan juga teknologi yang semakin maju. Hal ini juga dapat mewujudkan adanya beberapa problematik yang dengan gambling menjelaskan rendahnnya etos keilmuan sehingga menjadikan Umat Islam terkucilkan dari dunia keilmuan global. Hal tersebutlah kemudian menjadikan ironis karena adanya kesepakatan dalam pengembangan ilmu pengetahuan global. Hal tersebutlah yang kemudian menjadikan kelimuan global dan juga teknologi memunculkan ekses yang terbaru dalam materialisme, individualisme, dan juga hedonisme, yang mana beberapa hal tersebut sangatlah jauh dari makna dalam Al-Quran. Dengan memperhatikan hal tersebut adapun generalisasi yang ditawarkan dalam konsep mempergunakan ilmu dalam kehidupan sehari-hari menetapkan keberadaan ilmu sebagai hal yang berbau materiil sehingga mengindahkan urusan bathiniah. Dalam konsep inilah Islam kemudian memisahkan adanya konsep materi dan juga rohani (Mulyadhi, 2002).


Sejak kelahirannya, Islam sudah memberikan penghargaan bahwa Nabi Muhammad SAW dikirim oleh Allah SWT sebagai seorang Rasul, hidup dalam masyarakat terbelakang, di mana paganisme tumbuh menjadikannya identitas yang melekat dalam masyarakat Arab pada waktu itu. Kemudian Islam datang untuk menawarkan cahaya korek api, yang mengubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat pengetahuan dan beradab. Salah satu pencerahan yang dibawa oleh Islam kepada umat manusia adalah berpikir dengan cara tertentu secara ilmiah, komunitas Arab dan Timur Tengah pra-Islam tidak peduli dengan masalah tersebut tentang alam semesta, bagaimana alam diciptakan dan bagaimana alam bekerja, jadi ini adalah tempatnya mereka belajar merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini dan menemukan jawaban tentangnya semua, mereka merujuk pada Alquran dan Hadits. Salah satunya ialah dalam Al-Qur'an (QS Ali-Imran: 190-191), Tuhan memerintahkan berpikir tentang bagaimana langit dan bumi diciptakan, cara berpikir ini bergerak munculnya ilmu dalam peradaban Islam. Inilah perkembangan ilmu pengetahuan khusus dalam sejarah dunia, terutama tentang alam semesta (Sarwar, 1994). Selain itu apabila kita telaah lagi, dalam potongan ayat di atas menyebutkan bahwa adanya ilmu pengetahuan dan juga teknologi memberikan andil yang berguna dalam penciptaan adana pola berpikir. Dalam hal ini penulis menjadi ingat akan adanya konsep rasionalisme dan juga empirisme. Dalam epistemologi ilmu pengetahuan dalam Islam bisa dicapai melalui tiga sumber yaitu Indra, akal budi, dan hati (Nurcholish, 1984).


Dalam teori pengetahuan Barat, ilmu pengetahuan ilmiah dapat diraih melalui indra, dan akal. Penggunaan kedua alat ini sebagai didahulukan sebagai sumber ilmu pengetahuan yang mana kemudian didahului konflik tajam ilmuwan Barat selama kurang lebih dari dua abad.  Konflik inilah yang kemudian tercermin dalam dua aliran filsafat yaitu rasionalisme dan juga empirisme.   Rasionalisme yang dipelopori oleh Rene Descartes, berpandangan bahwa sumber pengetahuan yang dipandang mampu memenuhi syarat ilmiah adalah akal budi. Akal ini merupakan suatu sumber pengetahuan yang benar pengetahuan yang diperoleh. Melalui akal, maka tidak mungkin salah.

Apabila kita menelaah ayat di atas, Tuhan menciptakan alam semesta untuk dipelajari sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan maupun sandang umat manusia.


inna fi khalqissamawaati wall ardi wakhtilaafillaili wannahaari la`aayaatil li`ulilalbaab alladzina yazkurnallaaha qiyaamawwa qu'udawwa 'alaa junuubihim wa yatafakkaruuna fii khalqissamaawaati wall ard, rabbanaa maa khalaqta haadzaa baailaa, subhaanakafaqinaa 'adzaabannaar.

Kemudian gagasan mengenai intelektual Muslim yang disatukan pengetahuan dan agama menjadi sangat penting karena beberapa alasan; Pertama, menanggapi dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dalam kehidupan umat Islam pada khususnya, dan kehidupan komunitas dunia pada umumnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut selain membawa dampak positif, sains dan teknologi Barat juga memiliki dampak negatif, seperti perkembangan pemahaman materialisme, nihilisme, hedonisme, individualisme, konsumerisme, perintah keluarga rusak, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba dilarang, dan semakin jauh dari etika moral dan agama. Kedua, Ilmu pengetahuan Barat berangkat dari anggapan bahwa objek itu adalah ilmu hanya fokus pada objek fisik yang bisa dirasakan (Yatim, 1997). Itulah sebabnya Islam mengajarkan untuk tetap menciptakan keseimbangan dalam berpikir, baik ilmu pengetahuan dan juga kehidupan spiritual.


Adapun hadist yang menjadi landasan bahwa dalam Islam, ilmu pegetahuan juga penting adanya ialah hadist As-Sayuti ayat 317. Dalam hadist ini, diriwayatkan bahwa menuntut ilmu ialah wajib bagi setiap muslim. Umat Islam akan berpandangan bahwa sesiapapun yang menuntut ilmu ialah baik baginya.


Thaalabul ilmi faridhotan ala kulli muslimin

Dengan begitu, makin jelaslah sudah mengenai persoalan pemisahan antara kebutuhan materialisme yang mengacu pada aspek falsafah (seperti yang diajarkan Rene Decartes) telah diajarkan dalam Islam sebelumnya. Selain itu juga, perlu adanya kebutuhan spiritual yang menjadikan pemikiran manusia menjadi seimbang antara kebutuhan materiil dan juga kebutuhan rohani. Betapa indah pengetahuan yang didasari oleh keyakinan, bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun