Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang Minyak Dunia Baru - Kini Sedang Berlangsung (2)

16 Januari 2015   22:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:00 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, kita dapat melihat bahwa ada banyak versi dari konspirasi masalah minyak ini. Versi pertama adalah versi Amerika: Apakah itu dapat diandalkan atau tidak, tetapi secara historis hal ini pernah terjadi di masa lalu. Reagan pernah menggunakan isu harga minyak untuk membubarkan Uni Soviet.

Hari ini, jika orang membahas masalah ini, banyak orang Rusia akan percaya pada masalah ini. Meskipun beberapa pengamat energi AS mengatakan bahwa masalah utama adalah masalah pasokan dan permintaan, namun strategi ini dianggap ada, karena menurunkan harga minyak pasti akan membentuk suatu pukulan besar bagi Rusia.

Versi kedua dikatakan bahwa Arab Saudi berpartisipasi, ada yang mengatakan bahwa Arab Saudi terlibat, mereka bekerjasama untuk mengerjai Rusia. dan mereka sepakat untuk menurunkan harga mereka. Tapi masalah terbesar bagi Arab Saudi adalah mereka juga perlu melindungi pasar mereka sendiri, yang kemungkinan bisa terkikis pasar Asia-nya ?

Pelaku pertama adalah Rusia. Memang benar bahwa baru-baru ini, Vladimir Putin, yang telah melihat hubungan yang buruk dengan Barat karena krisis Krimea, adakah Kremia mulai menekankan dengan kartu gas alamnya, dan proaktif mengembangkan pasar Asia Timur Rusia itu; ini sudah populer dan terkenal bagi semua orang.

AS dan Arab Saudi me-manipulasi harga minyak untuk mengerjai pendahulunya Russia—Uni Soviet tidak dapat terlupakan oleh banyak masyarakat di dunia. Dunia akademis secara luas percaya selama tahun 1980an, pemerintah yang dipimpin Ronald Reagan bersama dengan Arab Saudi dan negara-negara lain telah dengan paksa menurunkan harga minyak dibawah US$ 10/barrel, dan tetap dipertahankan pada level tersebut. Yang menyebabkan Uni Soviet menghadapi masalah yang komprehensif, sehingga berakhir dengan diumumkannya Uni soviet bubar pada tahun 1991.

Dengan Russia mengumumkan untuk mempertahankan harga rendah dan penolakkannya untuk  mengurangi produksi, dibandingkan dengan versi lama teori konspirasi ini lebih orisinil. Versi baru yang lebih sesuai adalah dengan permainan gaya Putin sendiri yang ingin Rusia mengalahkan AS. Alasan mengapa harga minyak jatuh karena AS telah mulai mengembangkan minyak dan gas serpih (shale oil and shale gas). *2 Di akhir November ‘14, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan selama wawancara dengan TACC mengatakan bahwa sementara ini faktor manipulasi ada di balik jatuhnya harga minyak internasional, mengakibatkan fokus media juga bergeser pada perspektif lain: revolusi dari shale oil dan shale gas AS . yang dimulai pada tahun 2006.

Pada 2013 produksi shale oil AS sudah mencapai 3,5 juta barrel per hari, tapi negara-negara lain secara luas percaya AS bukannya karena memiliki shale oil & shale gas ini lalu mengurangi impor tahunannya sebagai negara konsumsi minyak terbesar dunia, atau bahkan sudah mulai mengubah struktur energi domestiknya.

Namun, bagi AS harga untuk mengekstraksi minyak serpih (shale oil), yang masih merupakan industri baru, adalah antara US$ 65 s/d 83 per barrel. Ini berarti bahwa jika harga minyak dunia terus menurun, industri ini yang masih mulai tumbuh, tidak diragukan lagi akan menghadapi ancaman untuk tercekik. Karena itulah Putin begitu tegas menyatakan bahwa ia yakin harga minyak akan jatuh pada batas tertentu,  setelah itu pasti akan stabil lagi. Karena plot harga minyak melawan Rusia adalah pisau bermata dua --- jika AS berjalan terlalu jauh, itu akan berakhir dengan menyakiti dirinya sendiri. Karena itu Putin tenang saja, dia memperkirakan pada akhir bulan ini setelah musim dingin, pada semester pertama 2015 harga minyak dunia akan secara bertahap stabil kembali. Namun, apa yang menurut interpretasi Rusia, tapi jika dikaji lebih mendalam teori konspirasi ini tidak akan berhenti di situ.

Akan mungkin terjadi pada tahun 2016, ketika OPEC telah melakukan tugasnya membersihkan pasar pesaing AS, harga minyak akan naik lagi. Gelembung shale gas sangat mirip dengan gelembung internet sekitar tahun 2000, Perusahaan yang kuat akan bertahan hidup, sedangkan yang lemah akan ter-eliminir atau lenyap.  Leonid Fedun, Wakil Presiden produsen minyak terbesar kedua Rusia, Lukoil, membuat pernyataan ini langsung selama wawancara dengan Bloomberg baru-baru ini. Fedun percaya bahwa berurusan dengan industri shale oil AS dan apa yang OPEC lakukan yang diwakili oleh Arab Saudi, akan sangat mirip dengan industri internet.. Dengan kata lain, dengan memungkinkan harga minyak menurun, AS juga termasuk dalam apa yang OPEC targetkan.

Tentu saja, opini publik telah melihat kenyataan itu sangat mirip dengan industri internet bahwa model produksi shale gas ditakutkan rusak karena mata rantai pendanaannya, jika rantai pendanaan mereka hancur, buihnya akan meledak menjadi ‘hampa’ atau jadi tidak ada apa-apanya.

Statistik dari Badan Energi Internasional (IEA/International Energy Agency) menunjukkan bahwa harga minyak mentah dunia tetap berada diatas US$ 80/Barel, 25% dari perusahaan industri minyak serpih/shale oil AS dan hampir semua perusahaan biofuel dan oil sand akan merugi. Karena itu dunia akademis umumnya percaya bahwa pandangan Rusia bukannya tidak berdasar, karena hanya ketika harga minyak lebih rendah dari harga energi terbarukan (renewable energy) pangsa minyak mentah OPEC baru akan terlindungi. Menyerang energi terbarukan telah menjadi tujuan konstan OPEC yang utama.

Namun, hal yang mengejutkan setelah Arab Saudi bersatu dengan negara-negara OPEC lainnya untuk memutuskan tidak mengurangi produksi seperti Rusia, perusahaan shale gas lain bahkan menjanjikan bahwa mereka akan mempertahankan atau meningkatkan produksi mereka saat ini. Mereka percaya jika harga mniyak jatuh, mereka dapat memperoleh manfaat dari menurunnya biaya (cost price).

Arab Saudi benar-benar melakukan pertaruhan yang besar disini, jika mereka menciptakan harga hingga minyak US$ 60 atau 70 per barrel, kita akan melihat perlambatan di AS, tapi kita akan melihat itu akan berhenti. Konsekuensi bagi negara-negara OPEC lainnya akan jauh mengerikan. Menanggapi hal ini, analis percaya, karena industri shale oil dan gas AS didukung modal dan risiko dana ventura. Dan memiliki kemampuan inovatif yang ekstrim dan vitalitas teknis, dimana memiliki sejumlah besar teknologi yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya. Bahkan yang lebih penting lagi didukung “regulasi”, dimana jika investor Amerika tidak mendukung perusahaan-perusahaan dalam memenangkan pertarungan ini habis-habisan, perusahaan ini tidak akan “diperkenankan” untuk mendaftarkan investasinya dalam bursa (listing), ini berarti menekan mereka harus menyelesaikan apa yang mereka mulai akan tidak pernah kembali lagi pada investasi awal. ( Bersambung ..... )

*2 Shale oil adalah pendahulu/precursor dari minyak bumi, salah satu sumber daya hidro karbon paling produktif di bumi, yang merupakan bahan organik dari batu yang disebut kerogen. Dengan mengetrapkan panas dapat diubah menjadi minyak dan gas. Shale oil/minyak serpih atau”tight oil” adalah minyak mentah konvensionil yang dibuat secara alami dan terjebak di deposit serpih/batuan, membutuhkan teknologi pengeboran dan memerlukan pemulihan modern untuk menghasilkannya. Demikian juga shale gas. Kemajuan dalam pengeboran dan teknologi pemulihan sekunder dalam dekade terakhir ini telah memungkinkan perusahaan untuk memproduksi minyak konvensionil dan gas dari formasi sahle. Deposit besar ditemukan di sejumlah negara di seluruh dunia, termasuk Australia, Brazil, Tiongkok, Estonia, Israel, Yordania dan AS. AS diakui sebagai yang memiliki deposit terbesar di dunia. Demikian juga Mongolia.

Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri.

-http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/12/165533926/Pertamina.Februari.Harga.Premium.Rp.6.000-an.Per.Liter

-http://www.bloomberg.com/news/2015-01-15/oil-advances-as-opec-forecasts-slower-growth-in-u-s-supply.html

-http://www.opec.org/opec_web/en/

-https://groups.yahoo.com/neo/groups/Migas_Indonesia/conversations/messages/46456

-http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/16/081808826/OPEC.Tingkatkan.Produksi.Harga.Minyak.Dunia.Kembali.Melorot?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp

-    http://www.liveleak.com/view?i=60e_1275280267

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun