Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hiruk Pikuk Program Nuklir Iran

21 Februari 2012   07:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:23 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uji coba perdana bom atom Tiongkok berhasil dilakukan pada 15, 16 Oktober 1964

[caption id="" align="aligncenter" width="458" caption="Uji coba perdana bom atom Tiongkok berhasil dilakukan pada 15, 16 Oktober 1964 "][/caption]

Akhir-akhir ini Iran menjadi sasaran serangan dari pihak Barat tentang program nuklirnya, sanksi-sanksi ekonomi telah dijatuhkan oleh pihak Barat dan sekutunya, bahkan korban jiwa terhadap para ahli nuklir Iran telah berjatuhan.

Bayangan Barat terhadap program nuklir Iran ini dilukiskan sangat menakutkan sekali, bahkan PM Kanada Stephen Harper dalam laporannya di Harian “Ottawa Citizen” telah mengklaim bahwa perkembangan program nuklir Iran untuk pembangunan senjata nuklir sangat mengerikan, yang menyatakan bahwa Iran tidak hanya berusaha untuk mendapatkan senjata nuklir sendiri juga dari negara lain, lebih memprihatinkan lagi bahwa Iran berniat untuk menggunakannya.

Pernyataan PM Kanada ini jelas bukan hanya menjadi kekuatiran dia sendiri, tapi sudah menjadi kekuatiran banyak orang, bahwa Iran akan tidak ragu untuk menyerang Israel, walaupun itu berarti akan ber-resiko langsung dari kehancuran total Iran. Tapi apakah memang Pemimpin Iran akan melalukan itu?  Dan bagaimana Iran akan bertindak dalam keadaan terpaksa pada masa depan? Tidak ada yang bisa dijawab dengan pasti, juga termasuk pemimpin Iran sendiri.

Namun yang jelas dalam sejarah, ada beberapa negara pemilik senjata nuklir sekarang pernah juga di-issuekan demikian pada mulanya, tapi kenyataannya tidak menyebabkan terjadinya Penang nuklir.

Salah satu contoh Tiongkok, sejak usai Perang Korea 1953. Pada 1954 terjadi insiden bentrok senjata antara Taiwan dan Tiongkok daratan dalam memperebutkan beberapa pulau di Selat Taiwan yang melibatkan AS. Saat itu pemimpin Tiongkok memutuskan mulai mengadakan program pembangunan sejata nuklir. Pada 1958 terjadi krisis lagi di Selat Taiwan, Tiongkok coba mempercepat pembangunan senjata nuklir dengan bantuan dari Uni Soviet kala itu.

Namun pada tahun 1959 hubungan Tiongkok dengan Uni Soviet memburuk, Uni Soviet menghentikan bantuan terhadap Tiongkok, termasuk menarik semua ahli nuklir Rusia yang membantu pembangunan program nuklir Tiongkok. Ketika itu Tiongkok memutuskan untuk melanjutkan mengembangkan sendiri program pembangunan senjata  nuklirnya. Akhirnya pada 1964, berhasil mengadakan uji coba peledakan Bom Nuklir untuk pertama kalinya. Selanjutnya Tiongkok bergabung dalam klub nuklir, tapi kenyataannya tidak berdampak besar terhadap keseimbangan kekuataan di Asia, dan tidak merusak stabilitas  regional. Demikian juga tidak mengarahkan pada proliferasi senjata nuklir. Tiongkok tidak menjadi lebih “agresif”  dengan memasok senjata nuklir kepada kaum revolusioner dan terororis, juga tidak pernah menjatuhkan bom nuklir ke negara lain atau musuhnya. Sebagian orang mungkin ada yang mengatakan bahwa masa lalu itu sebenar sudah dapat diperkirakan, karena pemimpin Tiongkok pada masa itu sangat rasionil. Mereka tidak menggunakan senjata nuklir, karena menyadari bahwa perang nuklir berarti kehancuran total. Orang yang mengatakan demikian sebenarnya tidak mengetahui apa yang terjadi dalam sejarah tentang hal ini.

Kenyataannya, ketika setahun sebelum Tiongkok mencoba bom nuklir perdananya. Seorang kolumnis Amerika yang cukup berpengaruh “Joseph Alsop” menulis sebuah buku, yang antara lain mengatakan bahwa Pemimpin Tiongkok sangat aneh, mereka mengatakan tidak takut terhadap perang nuklir, bahkan memberi teori panjang lebar tentang perang nuklir, yang mengatakan bahwa Tiongkok tidak hanya akan mampu menahan serangan nuklir, bahkan bisa memenangkan perang nuklir tersebut jika sampai benar itu terjadi. Dalam hal ini membuat pemimpin Soviet Nikita Khrushchev sangat ketakutan sekali. Ketika itu Presiden AS John F Kennedy berpandangan bahwa Tiongkok memiliki bom nuklir, akan menjadi hal terburuk pada tahun 1960an. Sehingga para pejabat AS merencanakan bagaimana untuk menghancurkan program pembangunan nuklir Tiongkok. Menurut rencana, mereka akan menerjunkan AU Taiwan kedekat situs nuklir Tiongkok untuk mengadakan sabotase, dan AU Taiwan mengadakan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Tiongkok. Tapi para membuat kebijaksanaan strategis AS berkesimpulan bahwa keberhasilannya sangat kecil.

Mereka berkesimpulan untuk mencegah program nuklir Tiongkok harus dengan serangan berskala besar, maka secara diam-diam AS meminta Uni Soviet apakah akan setuju untuk bersama-sama bertindak terhadap Tiongkok. Tapi ditolak para ahli strateginya, karena dianggap sangat berbahaya, ditakutkan perkembangannya akan tidak bisa terkendalikan, dan akan menjadi perang besar. Mereka beranggapan walaupun AS berhasil menghancurkan fasilitas nuklir Tiongkok, tapi itu hanya menunda dan menghambat beberapa tahun saja. Yang berakibat Tiongkok akan lebih membenci imperalis Amerika, dan lebih memacu mereka untuk mempercepat pembangunan senjata nuklirnya.

Sejarahwan Francis-Kevin mengatakan bahwa krisis nuklir Tiongkok kala itu lebih serius dari pada krisis nuklir Iran saat ini. Pada tahun 1964, penduduk Tiongkok sudah mencapai lebih dari 700 juta, baru berhasil menahan agresi AS dalam perang Korea, baru mengalahkan India dalam perang perbatasan, dan sedang gencar untuk berusaha membebaskan Taiwan, semangat angkatan bersenjata sedang tingi. Pemimpin Tiongkok kala itu menegaskan bahwa mereka tidak menginginkan perang nuklir, tetapi tidak gentar untuk berperang nuklir dengan AS. Ketika itu orang Amerika menganggap pernyataan Tiongkok itu sungguh tidak masuk akal dan gila. Tapi untungnya beberapa pejabat AS memiliki wawasan yang luar biasa rasionil, termasuk seorang pejabat Departemen Luar Negerinya Robert-Johnson, yang  dalam laporannya menekankan bahwa Tiongkok jika tidak diserang, walaupun memiliki senjata nuklir, namun keseimbangan kekuatan dunia tidak akan mengalami banyak perubahan dengan cepat. Pendapat ini dapat diterima oleh pemerintah AS, dan Gedung Putih merevaluasi dan merevesi rencana pemyerangan fasilitas nuklir Tiongkok. Dan kenyataan hingga sekarang Tiongkok walaupun memiliki senjata nuklir, tapi tidak menyebabkan terjadi perang nuklir.

Namun demikian, masalah pemilikan senjata nuklir Iran kini dan Tiongkok dahulu tidak bisa secara teoritis disamakan atau dianalogikan sama, bahwa saat ini jika Iran mendapatkan senjata nuklir lalu berpendapat tidak akan mengakibatkan tragedi. Resiko terjadinya perang nuklir hanya suatu peringatan bagi kita semua, ini semua tidak bisa diprediksi dengan pasti. Tapi kesimpulan yang semenang-menang pada program nuklir Iran, dan penghakiman yang mengangap dirinya paling benar sendiri juga akan sama berbahayanya seperti bom nuklir itu sendiri dan senjata pemusnah massal lainnya.

Saat ini negara yang memiliki senjata nuklir dan berhasil melakukan uji coba meledakannya serta yang menanda tangani NPT ( Nuclear non-Prolifiration Treaty) : AS, Russia, Inggris, Prancis, Tiongkok /RRT. ( Club Nuklir ). Diluar kelima NPT ini yang berhasil uji coba meledakan senjata nuklir adalah India, Pakistan, dan Korea Utara. Israel tidak mengadakan uji coba, tapi dipercaya memiliki. Indikasi untuk itu sangat kuat. ( Israel tidak mengkonfirmasi memiliki senjata nuklir, tapi juga tidak menyangkal ).

Bahan :

http://www.cnmilitary.info/russia-said-the-u-s-had-planned-armed-taiwan-air-force-to-combat-the-continent-of-nuclear-facilities-figure/

http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Alsop

http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_states_with_nuclear_weapons

http://military.people.com.cn/GB/172467/17092240.html

http://www.cnmilitary.info/iran-will-never-abandon-its-nuclear-development-road-is-ready-to-prepare-for-the-worst/

http://www.cnmilitary.info/analysts-said-israel-if-the-long-range-strike-irans-nuclear-facilities-at-least-100-fighters/

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun