Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menerawang Apa Itu "Belt and Road"

20 Mei 2017   19:47 Diperbarui: 24 Januari 2019   09:45 21186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: http://www.latimes.com
Sumber: http://www.latimes.com
Tiongkok telah berusaha keras dengan menekankan sifat korperatif dari inisiatif ini dan bertujuan “menghasilkan yang saling menguntungkan (win-win outcomes)”. Dalam pidatonya di Forum Belt and Road for International Co-operation di Beijing Presiden Xi membingkai BRI dalam “Perdamaian dan Kerjasama (Peace and Cooperation)”, “Keterbukaan dan Inklusivitas”, “Saling Belajar”, dan “Saling Menguntungkan”.

Ditengarai bahwa Tiongkok menginginkan sistem yang dipimpinnya untuk harmoni mutualitas ini terdapat strategi substantif untuk menumbuhkan sistem operasi ekonomi internasional. Untuk berpotensi menggantikan sistem Konsensus Washington dan Bretton Woods yang dipimpin AS.

Mengapa Inisiatif “Belt and Road” dari Tiongkok ini mendapat begitu banyak perhatian dari masyarakat internasional? 

Sekarang di dunia sedang dibayangi krisis ekonomi yang terus berlanjut, proteksionisme perdagangan, dan sentimen antiglobalisasi mengkhawatirkan negara-negara berkembang. Bagaimana seharusnya dunia saling berbagi, saling menguntungkan, dan membantu negara-negara miskin dan terbelakang untuk mengembangkan kerja sama dan berkembang bersama-sama? Itulah topik yang menjadi perhatian setiap orang.

Tiongkok telah membentuk Bank Investasi Infrastruktur Asia atau Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan Dana Silk Road senilai 40 milyar USD. Ini menjadi kendaraan keuangan untuk proyek infrastruktur BRI, selama ini sebagian besar dana berasal dari bank investasi Tiongkok.

Prospek dari akses ke dana finansial Tiongkok untuk mendanai investasi infrastruktur yang sangat dibutuhkan telah menarik perhatian banyak negara mitra prospektif. Banyak dari mereka menghargai persyaratan politik yang minimal yang menyertai keuangan Tiongkok, dibandingkan dengan dana yang ditawarkan dari IMF, Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia.

BRI telah dipandang sebagai cara bagaimana Tiongkok secara produktif menggunakan cadangan modal yang sangat besar 3 trilyun USD, untuk menginternasionalisasi renminbi (mata uang Tiongkok), dan menangani struktural karena ekonominya yang “navigates” untuk mengendalikan apa yang disebut dengan “normal baru” dari pertumbuhan yang lebih rendah.

Mungkin yang paling menonjol di antara ini adalah isu over-capacity industri. Dengan memaksimalkan pertumbuhan yang didorong oleh hiruk-pikuknya investasi pembangunan infrastruktur domestik menyusul krisis keuangan global tahun 2008, BRI merupakan paket stimulus internasional yang memanfaatkan kapasitas industri dan pengamanan industri yang idle/nganggur di Tiongkok terutama industri utamanya seperti semen dan baja. Demikian menurut pendapat para pengamat Barat.

Jalur Sutra Modern

Telah dibuka jalur kereta api “China Railway Express”, yang saat ini merupakan jalur kereta api terpanjang di dunia yang melewati sejumlah terbanyak negara. Dimulai dari kota Yiwu Tiongkok bagian timur dengan melewati Eurasia dengan total panjang 13.052 km, dan memerlukan sekitar 18 hari untuk mencapai titik barat ke Kota Madrid, Spanyol. Setelah itu, kereta ini akan membawa anggur dan minyak zaitun Spanyol ke Tiongkok bersama dengan produk pertukaran lainnya dari negara-negara di sepanjang jalur kereta api tersebut.

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, di Jalur Sutra kuno, deretan kereta unta menghubungkan perdagangan antara Timur dan Barat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun