Mohon tunggu...
Majemuk PopUp
Majemuk PopUp Mohon Tunggu... Lainnya - Majemuk pop up book

Disusun Oleh : - Dwi Nofiyanti ( Ketua) - M Azadien Nuzul Zhuhuri ( Anggota 1 ) - Adinda Putri Figi ( Anggota 2 ) - Heppy Tria Maratun Ni'mas ( Anggota 3 ) Dosen Pembimbing: Idhoofiyatul Fatin, S.Pd,. M.Pd

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Majemuk Pop-Up Book, Solusi ABK Belajar Bahasa Indonesia

22 Oktober 2020   09:50 Diperbarui: 22 Oktober 2020   11:33 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majemuk Pop-Up Book, Solusi ABK Belajar Bahasa Indonesia
Media pembelajaran yang menarik dapat memudahkan dan meningkatkan semangat belajar. Dengan menggunakan media prototipe Majemuk Pop-Up Book, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya berinovasi. Inovasi tersebut dibuat untuk memudahkan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) belajar bahasa Indonesia, terkhusus materi kalimat majemuk. Media pembelajaran tersebut tentu sangat membantu. Mengingat, selama ini pelajaran bahasa Indonesia sering disepelekan. Banyak pendidik yang abai dengan media pembelajaran.
Media prototipe Majemuk Pop-Up Book disajikan dalam bentuk video animasi yang menarik. Inovasi tersebut merupakan ide dari Dwi Nofiyanti, Azadien Nuzul Zuhuri, dan Adinda Putri Figi dari Prodi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, juga Heppy Tria Maratun Ni’mas dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar – FKIP, UMSurabaya. Guna menyosialisasikan inovasi tersebut, tim mengadakan sosialisasi program bersama pihak mitra melalui zoom pada Selasa, 22 september 2020.

Gambar 1. Kegiatan sosialisasi dengan pihak mitra via-zoom Desain media prototipe ini seperti buku pop-up pada umumnya. Hanya saja, tim mengangkat tema tentang korona. Mereka berharap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dapat belajar dan mengetahui kalimat majemuk dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dalam media prototipe tersebut berisi tentang pengertian, contoh, dan latihan soal tentang kalimat majemuk, Tim inovasi tersebut menambahkan contoh-contoh kalimat dalam kehidupan sehari-hari saat masa pandemi. Contohnya, “Adik tidak belajar di sekolah, tetapi adik belajar di Rumah”. Dengan menggunakan contoh kalimat sederhana tersebut tentu dapat memudahkan anak-anak belajar bahasa Indonesia, khususnya kalimat majemuk.


20201022-093528-5f90f1248ede4822b053bf32.png
20201022-093528-5f90f1248ede4822b053bf32.png

20201022-093517-5f90f17cde34395a3e11bd82.jpeg
20201022-093517-5f90f17cde34395a3e11bd82.jpeg
20201022-093522-5f90f1bcde34397bb938abd2.png
20201022-093522-5f90f1bcde34397bb938abd2.png
Gambar 2. Media protototipe Majemuk Pop-Up BookPada umumnya, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sudah paham tentang kata. Namun, mereka masih kesulitan jika kata tersebut dirangkai menjadi kalimat. Untuk itu, media prototipe ini sengaja didesain sesuai dengan kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Kalimat yang digunakan pun harus konkret agar mereka mudah memahami. Kalimat yang digunakan pun tidak jauh dari aktivitas sehari-hari.Ide tersebut berawal dari wawancara yang dilakukan melalui Whatsapp dengan salah satu pihak sekolah berkebutuhan khusus. Berdasarkan wawancara tersebut, dijelaskan bahwa saat pembelajaran bahasa Indonesia banyak guru hanya menggunakan media buku dalam proses pembelajaran. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab peserta didik kurang tertarik belajar bahasa Indonesia. Oleh karena itu, tim akhirnya membuat inovasi terbaru yang diangkat dari permaslahan tersebut.Media prototipe yang didesain oleh tim tersebut menggunakan ilustrasi gambar yang menarik, sehingga siswa tidak mudah bosan saat belajar. Selain itu, ilustrasi gambar tersebut dapat membantu mengasah motorik siswa, khususnya anak penyandang tuna grahita.

#MajemukPop-upBook

#Majemuk

#KalimatMajemuk

#BukuPopup

#Pop-up

#KalimatMajemukSetara

#KalimatMajemukBertingkat

#ABK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun