Mohon tunggu...
Ronny Mailindra
Ronny Mailindra Mohon Tunggu... Insinyur - Penulis

Penulis thriller, fantasi, dan silat. Bekerja sebagai programmer Blog: http://mailindra.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cara Menulis Deskripsi Novel dan Cerita Pendek (Cerpen)

16 Mei 2015   05:48 Diperbarui: 12 Agustus 2015   03:35 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan Menulis Deskripsi Novel dan Cerpen menggunakan foto kafe

Setelah membaca Tips Membangun Dunia Cerita yang Meyakinkan di blogku, seorang pembaca memberikan pertanyaan ini:

setelah membaca tips kak roni di atas aku jadi mendapatkan pencerahan, tapi aku punya masalah aku sedikit sulit mendeskripsikan sesuatu yg aku ingin pakai di ceritaku kak. Aku suka susah menjelaskan dengan kata2 apa yg ingin aku ceritakan seperti bagaimana settingannya, sosok tokohnya, atau benda2 yg ada disekitar tokoh. Suka bingung sendiri gimana ngegambarin lewat kata2nya

Bagaimana cara membuat deskripsi pada cerita? Ini pertanyaan dasar karena deskripsi adalah salah satu komponen dasar dari cerita. Jika kita ingin membuat cerpen atau novel, kita harus bisa menjelaskan hal-hal tersebut lewat kata-kata. Memang tak sedikit penulis yang dikaruniai bakat dan naluri untuk membuat deskripsi tanpa mereka perlu bersusah payah mempelajarinya. Namun ada juga kelompok penulis yang awalnya tersendat bahkan tidak tahu cara membuat deskripsi. Dengan latihan, kelompok terakhir akhirnya bisa membuat deskripsi seperti kelompok penulis yang dikaruniai bakat. Dan tidak ada yang tahu kalau awalnya mereka juga tersendat-sendat untuk membuat deskripsi.

Aku termasuk kelompok penulis yang tersendat untuk menuliskan deskripsi Untunglah latar belakangku sebagai programmer, membuatku terbiasa mencari langkah-langkah praktis untuk menguasai suatu keahlian. Dan aku telah menemukannya. Sekarang aku akan membagikan rahasia itu.

Sebelum Menulis Deskripsi Cerita

Pertama, sebelum kita membahas langkah-langkah untuk membuat deskripsi, kita sebaiknya tahu fungsi dari deskripsi.

Deskripsi dalam cerita berfungsi membuat para pembaca dapat merasakan dunia di dalam cerita melalui indra mereka, sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, bahkan merasakan hal-hal yang terjadi di dalam cerita. Itulah target kita dalam menuliskan deskripsi.

Hal kedua yang patut kita ingat dalam membuat cerita adalah scene, atau adegan tempat deskripsi digambarkan. Ini penting karena sering penulis lupa bahwa deskripsi yang ia buat seharusnya membuat adegan jadi hidup karena pembaca bisa mengamati dunia tempat adegan berlangsung, bukannya menimbun pembaca dengan hal-hal yang tidak mendukung cerita. Nanti akan kau sadari, bahwa sangking asiknya kau membuat deskripsi, akan banyak deskripsi yang ingin kau tulis padahal deskripsi itu tidak terlalu penting.

Pesan yang selalu aku ingat dari pelajaran menulisku adalah: "Deskripsi selalu akan membuat cerita berhenti!". Jika cerita berhenti terlalu lama, itu akan membuat pembaca bosan dan akhirnya berhenti membaca.

Langkah-langkah Menulis Deskripsi Cerita

Membuat pembaca mengamati hal-hal yang terjadi di dalam cerita, tak jauh berbeda dari caramu mengamati hal-hal di sekitarmu. Berhentilah membaca lalu coba amati hal yang sekarang sedang terjadi di sekitarmu. Apa kau sedang berada di kamar dan menatap komputer? Apa yang kau lihat? Sepikah kamarmu atau kau sedang mendengaran sebuah lagu cinta? Apakah kamarmu wangi atau berbau apak? Jika kau menjawab pertanyaanku di atas, maka kau sedang mendeskripsikan suasana kamarmu. Jadi ini rahasia menulis deskripsi. Catat baik-baik.

Rahasianya adalah Panca Indra. Kau bisa menuliskan deskripsi dengan menjelaskan hal-hal yang sedang berlangsung lewat panca indra karakter atau narator.

Agar lebih mudah, berikut ini langkah-langkah untuk menulis deskripsi:

  1. Tentukan adegan yang ingin dilakukan oleh karakter dalam cerita.
  2. Indra penglihatan: apa yang karakter atau narator lihat?
  3. Indra pendengaran: apa yang karakter atau narator dengar?
  4. Indra penciuman: aroma apa yang tercium? Wangi atau bau?
  5. Indra peraba: apakah benda yang disentuh oleh karakter terasa kasar/halus, panas/dingin?
  6. Indra yang lain: apakah ruangnya terasa sumpek atau luas?
  7. Emosi: perasaaan apa yang timbul pada karakter sekarang? Takut, senang, bingung, atau yang lainnya?

Jawablah pertanyaan di atas lalu masukkan dalam cerita. Semakin spesifik jawabanmu, semakin bagus deskripsimu. Namun, kau tidak perlu menjawab semua pertanyaan di atas. Aturlah sedemikan rupa agar penjelasannya tidak bertele-tele dan mendukung cerita. Di sinilah gunanya banyak membaca. Dengan banyak membaca cerita yang bagus, kau akan tahu berapa banyak deskripsi yang bisa kau masukkan tanpa mengganggu cerita. Sebagai patokan, biasanya indra penglihatan dan pendengaran selalu ada dalam deskripsi.

Latihan Menulis Deskripsi

Tulisan ini rasanya akan menjadi khotbah yang sia-sia jika tidak disertai contoh. Jadi agar menjadi lebih berguna, langkah-langkah di atas akan coba kita latih dengan sebuah contoh. Sebelumnya, karena ini cuma sebuah latihan, aku sarankan kau mencoba membuat deskripsi dari sebuah gambar atau foto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun