Membahas dunia pendidikan memanglah sangat kompleks sekaligus menarik karena hal ini berkaitan dengan masa depan generasi muda yang akan memimpin bangsa ini. Ia melaju dengan kecepatan yang bisa diibaratkan seperti teori fisikawan Albert Einstein yaitu E=mc2 yang sangat besar. Kok E=mc2? Bukankah itu rumus relativitas ya? Gitu saja dipermasalahkan, udah banyak di sini, haha. Dan selalu menimbulkan masalah baik psikologis, mind set,maupun struktural. Jika kita lambat mengantisipasi masalah-masalah tersebut secara otomatis kita akan tereliminasi dari persaingan yang begitu pesat ini sehingga membuat pendidikan kita akan semakin tertinggal.
Disinilah letak urgensinya bimbingan dan konseling sebagai dasar untuk mengoptimalisasi dan mengembangkan potensi-potensi peserta didik yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta menjaganya dari berbagai penyimpangan-penyimpangan yang sewaktu-waktu dapat menginfeksi peserta didik.
Adapun bimbingan itu sendiri berasal dari kata kerja guide yang mempunyai arti membantu, mengarahkan, menuntun, dan menunjukkan. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau pengarahan. Namun, tidak semua bentuk bantuan termasuk dalam kategori bimbingan. Terus bantuan yang gimana yang dapat dikatakan sebagai bimbingan? Okay santai, saya jelaskan.
Menurut Stoops dan walquist, bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat.
Dari definisi di atas, dapat diambil beberapa kata kunci untuk menemukan maksud dari bimbingan tersebut. Pertama, bimbingan merupakan proses yang terus-menerus, sehingga suatu kegiatan bimbingan tidaklah kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, atau asal-asalan, melainkan secara berkesinambungan. Kedua, bimbingan merupakan proses membantu individu. Perlu digaris bawahi, disini menggunakan kata "membantu" berarti dalam bimbingan tidak ada unsur paksaan. Pembimbing tidak memaksa individu untuk melakukan hal yang ditunjukkan olehnya. Sehingga orang yang dibimbing dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya secara optimal. Oleh karena itu, dalam kegiatan bimbingan, dibutuhkan  kerja sama antara pembimbing dan orang yang dibimbingnya (klien).
Ketiga,bahwa pemberian bantuan dilakukan oleh seorang ahli kepada setiap individu yang memerlukannya didalam proses perkembangan. Hal ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada setiap individu baik berada dalam lingkungan sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah. Kelima, bahwa yang menjadi target dari bimbingan tersebut adalah agar individu dapat mencapai kemandirian, yakni tercapai perkembangan yang optimal. Sehingga akhirnya, individu tersebut dapat dikatakan sebagai khoirun nas anfa'uhum linnas. Terima kasih.