Mohon tunggu...
Mahiya
Mahiya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tertarik terhadap pembahasan Kesehatan, Agama, Sejarah, Politik, Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keadilan Tuhan

7 Agustus 2022   22:43 Diperbarui: 7 Agustus 2022   22:49 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia mempunyai aturan Agama, maupun Agama itu asalnya dari Tuhan, atau bikinan manusia. Begitu juga mereka ada yang mempunyai peraturan negara, negeri, desan dan kampung yang berat dan ringan, sedikit dan banyaknya bergantung pada keadaan tempat, pergaulan dan perhubungan masing-masing dengan lainnya.

Maka tiap-tiap manusia, maupun dia seorang sakrawati, maharaja, mahariani, raja, rani, hakim, ketua sesuatu jabatan, ketua perusahaan, ketua rumah tangga dan lainnya, apabila menjalankan undang-undang masing-masing dengan betul, dinamakan adil; jika tidak, dinamakan dia dzalim.

Maka seorang yang mempunyai dua ekor sapi tidak dinamakan dia dzalim apabila ia gunakan seekor untuk mengembala dan seekor lagi untuk diambil susunya, karena tidak ada aturan yang mewajibkan dia menyamaratakan pekerjaan antara dua ekor sapi itu. Seorang bapak apabila memberi kepada dua orang anaknya satu pemberian, maka hendaklah yang sama sebanding, karena agama Islam perintahkan demikian, dan dzalimlah  ia apabila tidak berbuat demikian.

Ringkasnya, tiap-tiap orang yang terikat dalam suatu aturan baik buatan sendiri maupun orang lain, apabila dijalankan dengan mestinya, dinamakan dia adil, dan menyalahinya dinamakan dzalim.

Sekarang mari kita lihat, adakah Tuhan terikat dengan salah satu aturan, maupun aturan ciptaan-Nya sendiri atau ciptaan lainnya ? Tidak ada ! Maka dengan aturan apakah dapat disalahkan Tuhan membikin orang buta, bisu, tuli, tidak bertangan, tidak berkaki, lemah, sakit, miskin dan lainnya ?

Aturan apakah yang mewajibkan Tuhan berbuat semua orang sama bisa berbicara, sama bisa mendengar, sama kuat, sehat, senang dan kaya dan sama dalam hal lainnya ? Tidak ! Tidak ada aturan apapun terhadap Tuhan tentang mesti begini, tidak boleh begitu !

Hanya kita ada mempunyai perasaan kasihan terhadap orang-orang yang bisu, buta dan lainnya. Tidakkah tertebus kekurangan, kesusahan dan kepayahan orang tersebut, jika di akhirat kelak Tuhan beri kepada mereka kesenangan, kecukupan, dan kenikmatan yang belum pernah terlintas di hati manusia ?

Agama Islam menerangkan, bahwa tiap kesusahan yang menimpa manusia di dunia ini, akan diganjar dengan kesenangan yang belum pernah terlintas dimata atau diangan-angan manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun