Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Negeri Dua Benua, Ramadan, dan Menemen

17 April 2021   16:32 Diperbarui: 17 April 2021   16:38 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menemen (Sumber: Food Channel)

Tahun lalu, di tengah isu politik dan keagamaan, Hagia Sophia dikembalikan kembali ke fungsinya sebagai masjid oleh pemerintah yang berkuasa saat ini.

Ramadanku di Negeri Orang

Saya beruntung pernah berkesempatan untuk berkunjung dan menuntut ilmu di negara Republik yang didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk ini.

Sekitar tahun 2003, saya mendapatkan beasiswa dari para pengusaha Turki yang tergabung dalam sebuah yayasan sosial dan pendidikan.

Sekitar bulan Juli tahun itu, saya berangkat ke Istanbul dari Jakarta. Ketika pertama kali mendarat di Istanbul saya langsung merasakan aura magis kota yang indah ini. Saya juga menemukan budaya kehidupan yang sedikit berbeda dari yang saya bayangkan.

Dalam proses adaptasi tinggal di Turki, saya sedikit mengalami kesulitan. Perbedaan bahasa, iklim, budaya, dan makanan membuat saya harus berjuang untuk bisa membiasakan diri.

Terkait makanan, perbedaan mendasar adalah makanan utamanya. Makanan utama di Turki adalah roti, bukan nasi. Nasi hanya dihidangkan sesekali saja. 

Sebagai orang Indonesia yang tidak lepas dari nasi, pastinya akan sangat kesulitan. Bukankah kita tidak merasa makan jika belum ada nasi?

Hal ini yang membuat saya sedikit kesulitan, apalagi selera lidah Indonesia saya yang memang sangat berbeda dengan rasa masakan yang ada di Turki.

Ketika saya mencoba beradaptasi, datanglah bulan Ramadan. Ramadan yang membawa berkah bagi kehidupan saya. Ramadan seolah menjadi titik balik buat saya untuk bisa membiasakan makan makanan Turki.

Di bulan ini, para pengusaha yang menjadi donatur yayasan yang memberikan saya beasiswa, hampir setiap hari mengundang saya untuk berbuka puasa di rumah mereka.

Momen berbuka inilah yang menjadi momen bagaimana saya bisa merasakan lezatnya masakan Turki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun