Angka positif Corona terus menanjak. Berdasarkan data dari satuan tugas covid-19, minggu ini jumlah akumulasi kasus di Indonesia telah menyentuh angka 1 juta. Sebuah angka yang sangat memprihatinkan. Apalagi jika ditambahkan lagi data angka persentase kematian yang juga tidak bisa dibilang rendah.
Bagi guru, angka ini adalah bukan sekadar angka statistik belaka. Interpretasi dari angka ini adalah pendidikan daring masih akan tetap dilanjutkan.Â
Hasrat besar untuk bisa memberikan pembelajaran tatap muka rasanya masih akan tetap menjadi harapan yang belum bisa direalisasikan.
Pembelajaran Daring dan Masalahnya
Guru memang sangat mengharapkan adanya pembelajaran tatap muka. Pembelajaran daring yang selama ini dijalankan masih memiliki banyak kekurangan. Meskipun pembelajaran daring terkadang menyenangkan, terus-menerus melakukannya dalam kurun waktu yang panjang, pasti akan menyebabkan kejenuhan.
Seperti diketahui, salah satu modal utama guru dalam memberikan pembelajaran daring adalah menggunakan sistem synchronous e-learning.Â
Dalam sistem synchronous e-learning ini masih bisa terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru melalui jaringan secara real time.
Kini, banyak sekali platform video conference yang bermunculan. Guru tinggal memilih platform mana yang cocok untuk membantunya melakukan pembelajaran tatap muka daring. Platform-platform tersebut juga menawarkan berbagai macam features dan tools yang pastinya akan sangat membantu guru dalam mengajar.
Namun, salah satu kendala besar pembelajaran tatap muka daring adalah berkurangnya fokus dan keseriusan siswa. Banyaknya distraksi membuat guru terkadang kewalahan untuk mengumpulkan perhatian siswa. Apalagi waktu yang tersedia untuk berinteraksi sangatlah terbatas.
Distraksi yang paling banyak terjadi adalah terkait infrastruktur. Distraksi ini yang tidak bisa disangkal, dan bisa terjadi pada siapapun, baik siswa maupun guru. Misalnya saja, kendala jaringan, kendala perangkat teknologi, maupun kendala sistem. Ini bisa terjadi secara tak terduga dan tak terencana. Hal ini pastinya sangat mengganggu pembelajaran daring.
Selain itu, ada juga distraksi yang sebenarnya bisa dihindari untuk dilakukan. Misalnya saja, ada siswa yang terlambat masuk ke ruang kelas daring. Ketika guru bertanya mengapa terlambat, dengan santainya siswa tersebut menjawab karena membantu orang tua.Â