"Anak yang aktif cenderung sulit diatur", celoteh seorang guru pada webinar tentang siswa teladan yang saya berikan kemarin. Saya berpikir sejenak. Ada benarnya juga apa yang dikatakan guru tersebut. Kebanyakan siswa yang aktif memang sulit diatur, mungkin karena keaktifannya sehingga kita sebagai guru tidak sanggup mengontrolnya.
Apa yang membuat guru itu bisa berkata seperti itu? Jawabannya adalah karena guru tersebut mengenali siswanya. Dalam pendidikan, penting untuk mengenal siswa. Bukan hanya mengenal nama sudah tentunya. Guru harus mampu memetakan siswa berdasarkan aspek-aspek pendidikan yang ada, aspek kognitif, psikomotorik dan aspek afektif.Â
Kita ambil contoh perkataan guru diatas. Guru tersebut memetakan siswanya dengan menggunakan pendekatan psikomotorik dengan menggunakan kata aktif dan pendekatan afektif dengan menggunakan kata sulit diatur.
Berbagai Macam Tipe Siswa
Dalam mengajar memetakan tipe siswa bisa menjadi sangat krusial. Siswa bisa dikategorikan dengan memperhatikan ketiga aspek pendidikan tersebut. Sudah pastinya harus ada tujuannya, tidak asal mengelompokkan.Â
Selama saya mengajar berbagai macam tipe siswa saya temui. Ada yang sangat sopan dan santun, ada yang kasar dan emosional. Ada yang perhatian, ada yang cuek-cuek saja. Ada yang terbuka dan ada yang cenderung menutup diri.
Secara umum, saya membagi siswa yang sama temui menjadi 3 tipe. Tipe pertama adalah tipe siswa idaman, yakni siswa yang memiliki kemampuan akademis yang mumpuni. Siswa yang seperti ini biasa memiliki sikap yang baik, sopan dan taat kepada aturan. Kekurangannya adalah biasanya mereka tidak terlalu aktif dan memiliki ego yang tinggi karena merasa dirinya bisa.
Tipe kedua adalah siswa yang berada ditengah-tengah. Biasanya mereka memiliki kemampuan akademis yang rata-rata. Siswa tipe ini biasanya tidak konsisten dan mudah terpengaruh lingkungan. Ini terjadi karena karakter yang dimilikinya adalah ikut-ikutan. Jika berteman dengan teman yang benar, maka sikapnya akan baik. Tetapi jika berteman dengan teman yang salah, maka sikapnya pun akan mengikutinya. Tipe anak seperti ini biasanya disebut pengekor atau follower saja yang belum mengenal jati dirnya.
Tipe ketiga adalah siswa yang sulit diatur dan cenderung mangkir. Siswa seperti ini biasanya memiliki nilai akademis yang kurang. Tetapi biasanya siswa seperti ini sangat berpengaruh di kelas dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Siswa tipe ini memerlukan bimbingan khusus dari guru dan orang-orang terdekatnya.
Dalam memetakan siswa menjadi tipe-tipe seperti di atas, guru harus memperhatikan beberapa hal penting darinya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!