Mohon tunggu...
Mahestha Rastha A
Mahestha Rastha A Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Trik Menyelipkan Pesan dalam Cerita Religi agar Tidak Terkesan Menggurui

9 April 2021   18:47 Diperbarui: 9 April 2021   18:56 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: abahraka.com

Suatu ketika, saya mengisi kelas menulis. Di sana, saya menyampaikan satu mindset bahwa, penulis itu seperti guru. Bedanya, kalau guru mengajar dengan lisan, sedangkan penulis mengajar lewat tulisan. Itu berarti, konsep guru dalam menasihati peserta didik pun, harus dimiliki oleh seorang penulis juga, yaitu bagaimana membuat tulisan yang di mana ada pesan di sana, tapi tidak terkesan menggurui pembaca. Kalau guru berusaha untuk tidak menggurui lawan bicaranya. Kalau penulis berusaha untuk tidak menggurui pembacanya.

So, dalam tulisan ini, saya akan coba sharing tentang bagaimana seorang penulis menyampaikan pesan melalui sebuah tulisan, tanpa menggurui pembacanya.

Sebenarnya, kalau dari judul, tulisan ini akan berfokus pada fiksi. Tapi, sebelum mengarah ke sana, saya coba sharing bagaimana membuat tulisan nonfiksi agar tidak terkesan menggurui.

PERTAMA, gunakan kata kita. Salah ketika kamu berkata, “Hei, sudah salat belum? Cepat salat!” Ini adalah kalimat atau ucapan yang salah. Harusnya, “Hei, ayo kita sama-sama salat. Sudah azan tuh.” Perbedaan dari dua dialog itu, yang pertama terkesan menyuruh, kalau yang kedua terkesan mengajak. 

Sehingga, kalau kamu sedang membuat tulisan nonfiksi, entah itu artikel, tulisan motivasi, dan kawan-kawannya, coba gunakan kata “kita” ketika isi tulisannya berupa nasihat. Jangan menggunakan kata saya, kamu, kalian, apalagi anda. Sehingga, pembaca tidak akan merasa diceramahi atau digurui oleh si penulisnya.

KEDUA, jangan langsung gunakan ayat dan hadis. Kalau kamu menggunakan ayat dan hadis langsung, ini akan membuat tulisan kita terkesan seperti buku agama islam di sekolah. Monoton, mainstream, dan membosankan. Ingat, tulisan kita ini adalah bacaan yang akan dibaca oleh banyak orang. Sehingga, kebaikan yang ingin disampaikan jangan langsung to the point. Tapi, coba sampaikan dulu masalahnya apa, lalu pahami bagaimana perasaan pembaca.

Misalnya, kamu sedang membuat tulisan tentang hijab. Kalau kamu langsung mengeluarkan ayat dan hadis tentang larangan membuka aurat di awal, ini akan membuat pembaca kabur. Pembaca akan sulit dapat hidayah kalau caranya seperti itu. Tapi, coba pahami perasaan pembaca yang sampai saat ini masih belum bisa menutup auratnya.

Coba survei, mereka pasti punya alasan kenapa tidak mau berhijab secepatnya. Nah, itu kamu utarakan di awal tulisan. Sehingga, pembaca akan merasa kalau kita ini memahami isi hati mereka. Barulah setelah itu kamu informasikan perlahan-lahan, bagaimana islam menghargai wanita. Salah satunya adalah dengan cara menutup auratnya.

Mungkin dua poin itu yang terpikirkan oleh saya ketika kita hendak membuat tulisan nonfiksi yang tidak menggurui pembaca. Pada intinya, jangan langsung ke nasihat dan jangan langsung men-judge. Karena itu sudah pasti menggurui ujung-ujungnya.

Kemudian, bagaimana membuat tulisan fiksi agar tidak terkesan menggurui? Terlebih sedikit lagi ramadan. Mungkin akan banyak penulis yang membuat tulisan motivasi tentang ramadan. Entah larangan melakukan A, B, C, dan sebagainya melalui sebuah tulisan artikel atau cerita.

Nah, sekarang mari kita beralih ke judul. Saya akan coba sampaikan beberapa hal yang perlu teman-teman lakukan agar pesan yang ingin kita sampaikan dalam sebuah cerita, tersampaikan dengan apik tanpa terkesan menggurui. Bagaimana caranya?  Ada empat cara menurut saya yang bisa teman-teman terapkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun