Siapa yang ingin menganggur? semua orang mendambakan selepas kuliah bisa langsung kerja. Namun kenyataan tak semanis itu. Apalagi bagi mahasiswa jurusan-jurusan yang tak terlalu menjurus.
Sarjana Hukum jelas bidang kerjanya, psikologi juga. Bagaimana dengan sarjana Filsafat? Atau seni tari? Saya belum dengar ada perusahaan yang membutuhkan sarjana Tari untuk bekerja di departement pengemasan.
Tapi masyarakat tidak melihat itu. Tuntutanya jelas, habis kuliah kerja. Habis kerja, kawin. Setahun kawin, wajib punya anak. Kalau ada yang bergeser dari pakem itu, siap-siap telinga panas. Tapi sebenarnya, kenapa sih kita harus bekerja?
Jika kita bisa hidup dan makan dari hasil lain. Katakanlah menanam sendiri di kebun keluarga. Kenapa harus bekerja? Kalau kita ingin menjadi petapa yang tak butuh makan minum, kenapa harus bekerja? Memang manusia tak cukup dengan permasalahan pribadi, mereka butuh merecoki semua orang supaya hidupnya lebih tenang.
Bahkan orang-orang yang bekerja di rumah, omongan miring tetap saja berkeliaran.
"Si anu pelihara tuyul kayanya."
"Pak Rt pesugihan apa ya?."
Padahal Si Anu dan Pak Rt adalah freelancer.
Hari semakin kesini, saya ingin masyarakat bisa belajar untuk tidak mencampuri urusan orang lain. Bersosialisai sewajarnya saja. Meski rumah berdekatan, bukan berarti kita harus tahu segala isi dapur orang lain bukan?