Mohon tunggu...
Mahenry Purba
Mahenry Purba Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara

11 April 1997 “Happiness [is] only real when shared” ― Jon Krakauer, Into the Wild

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajarlah dari "Kids Zaman Now"

18 Oktober 2017   14:18 Diperbarui: 18 Oktober 2017   14:27 2328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Selamat siang, salam sejahtera pembaca sekalian.

Belajarlah pada anak kecil zaman sekarang, ya kalau tidak mau ketinggalan belajarlah dari mereka.Kemarin senior sekantor saya membawa anaknya yang masih berumur  empat  tahun ke kantor. Sekilas adek kecil ini sama seperti orang dewasa lainnya ketika berada pada usia yang sama,ceria,sangat aktif dan lincah, tersenyum untuk semua hal baru yang dilihatnya. Ketakjuban saya muncul ketika teman saya iseng menanyakan "ini warna apa adek?" , sambil menunjukkan sebuah buku warna ungu, anak kecil ini menjawab dengan cepat dan lantang 'purple !', yang membuat saya semakin takjub adalah pengucapannya bagus seperti native speaker. Teman saya kembali bertanya " bahasa Inggris angsa apa dek?" adek kecil ini kembali menjawabab 'duck !' dan kembali dengan pengucapannya yang sudah menyerupai native speaker.

Saya lahir 20 tahun lalu di sebuah kota kecil bernama Siborongborong. Di tempat saya dibesarkan, bahasa sehari-hari yang digunakan bahasa daerah yaitu bahasa Batak Toba. Jadi wajar saja kami para penghuni kota kecil ini mengangap ketika seorang anak kecil (3-5 tahun) bisa menguasai bahasa Indonesia itu adalah kemajuan yang sangat besar dan kami semua sangat bangga akan hal itu. Namun sekarang hal itu sudah berubah, orang tua akan bangga bila anak kecilnya mampu mengusai sebagian kecil bahasa inggris atau bahasa lainnya (mandari, jepang, jerman dll). 

Sekarang akan sangat mudah menemukan anak kecil yang sudah fasih bahkan lebih bagus dari kita dalam menguasai bahasa Inggris. Kita bisa melihatnya dengan browsing di Internet contohnya anak dari Endank Soekanti dan anak dari Leonard Theo Sabrata.Pertanyaanya, hikmah apa yang bisa kita ambil?.Kita para kaum Millennial , jika kita tidak memiliki "keberanian" mempelajari bahasa asing, lima atau sepuluh tahun lagi besar kemunkinannya kita akan "ditindas" oleh generasi yang lahir 2002 ke atas. 

Oh ia jangan lupakan kita juga sekarang sudah berada pada era Masyrakat Ekonomi Asean (MEA) dimana menguasai bahasa asing adalah suatu kewajiban. Kita hanya khwatir dengan warga negara asing, senaiknya kita juga harus khwatir dengan adik-adik kecil kita ini yang biasa dipanggil dengan kids jaman now .Kita munkin saat ini terlena dengan keadaan kita yang sangat nyaman sementara itu kids zaman now ini tumbuh dengan cepat dan belajar dengan cepat, menyerap semua hal, termasuk bahasa asing.

Jadi ayo para kaum Millennial mari segera mengejar ketertinggalanmu, ada generasi dibawahmu yang siap 'menyalipmu'. Jangan terlena melihat fisik mereka yang masih kecil, ketika waktu  berputar mereka akan mengalahkanmu, seperti kata pepatah " bukan yang besar mengalahkan yang kecil, namun yang cepat akan mengalahkan yang lambat'. Terima kasih sudah meluangkan waktunya membaca artikel saya yang sangat sederhana ini, mohon kritik dan sarannya.Selamat Siang, selamat menikmati makan siangnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun