Kamu harus sekolah agar pintar nak..! Demikian biasanya orang tua memotivasi anaknya untuk mau bersekolah. Lalu kenapa orang harus jadi orang pintar? Siapa yang mewajibkan seseorang untuk pintar?
Tidak ada satu dalil pun yang menyuruh orang untuk pintar. Yang ada adalah menyuruh orang untuk belajar dan menuntut ilmu. Memang betul. Konsekuensi dari sekolah itu jika berhasil adalah pintar (secara akademik).
Tetapi berapa banyak orang yang tetap menuntut ilmu ternyata tidak masuk dalam kelompok orang pintar? Berapa banyak murid sekolah yang tidak bisa masuk kedalam ranking sepuluh besar di kelasnya padahal setiap hari mereka sekolah?
Jadi benarkah tujuan didirikannya sekolah itu untuk membuat orang pintar? Sekolah bukan bertujuan untuk membuat orang pintar tetapi bertujuan untuk menyediakan sarana bagi anak untuk belajar dan menuntut ilmu.
Makna yang Membebani dan Dipaksakan
Terminologi "pintar" seharusnya tidak menjadi beban yang terus mengikuti seorang anak ketika masuk sekolah. Tetapi masyarakat kita terlanjur terbiasa memberikan apresiasi kepada kepintaran dan bukan proses yang dijalaninya.
Kita ambil sebuah perbandingan. Di dalam keyakinan agama yang saya anut, manusia (dan jin juga) diciptakan Tuhan itu untuk ibadah, bukan agar dia masuk surga atau tidak masuk neraka.
Surga adalah hasil dan ibadah adalah proses. Antara surga dan ibadah tidaklah harus terjalin sebab akibat. Orang yang rajin ibadah, belum tentu dia akan masuk surga. Karena urusan masuk surga urusan belas kasih Tuhan kepada hamba-Nya.
Kembali ke urusan pintar. Jika menuntut ilmu adalah proses dan pintar adalah hasilnya, maka tidak otomatis setiap yang menuntut ilmu menjadi pintar. Sama halnya bahwa orang yang rajin ibadah tidak otomatis akan masuk surga.