Jakarta Timur - Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, Munjirin, membuka gelaran East Jakarta Innovation Days (EJID) 2025 di Ruang Serbaguna Blok C, Kantor Wali Kota, Rabu (24/9/2025). Acara yang berlangsung hingga 26 September 2025 ini diinisiasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur sebagai wadah pengembangan inovasi pelayanan kesehatan.
Dalam sambutannya, Munjirin menekankan pentingnya inovasi dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan masyarakat. "Salah satu cara untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah dengan peningkatan mutu layanan berkelanjutan di fasilitas kesehatan melalui pengembangan produktivitas dan inovasi," ujarnya.
EJID 2025 mengusung tema "Build the Future of Health by Developing an Adaptive, Inclusive, and Globally Competitive Health Innovation Ecosystem in East Jakarta." Munjirin berharap ajang tersebut menjadi laboratorium inovasi kesehatan --- tempat lahirnya ide-ide yang dapat diterapkan demi kualitas hidup warga.
"Inovasi bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Setiap gagasan, sekecil apa pun, adalah kontribusi nyata dalam membangun masa depan kesehatan. Mari kita buktikan bahwa Jakarta Timur adalah rumah bagi inovasi kesehatan berkelas dunia," katanya.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy, menyebut EJID 2025 diikuti 10 puskesmas, 3 RSUD, serta 6 rumah sakit swasta. Inovasi terbaik akan mewakili Jakarta Timur dalam ajang serupa di tingkat Provinsi DKI Jakarta.
"Kami berharap kegiatan ini menjadi bukti bahwa pelayanan kesehatan di Jakarta Timur terus berkembang lebih baik," ujar Herwin.
Jejak Inovasi EJID
EJID bukanlah inisiatif baru. Pada 2024, Pemerintah Kota Jakarta Timur juga menggelar East Jakarta Innovation Days yang diikuti 10 puskesmas, 4 RSUD, dan 5 rumah sakit swasta.
Saat itu, tema yang diusung adalah "Inovasi Jakarta Timur untuk Pelayanan Kesehatan Berkualitas dan Berkelanjutan Menuju Jakarta Global City." Wali Kota Jakarta Timur kala itu, M. Anwar, menekankan bahwa inovasi tidak boleh berhenti pada tataran gagasan. "Jangan sampai inovasi dibuat, tapi tidak diaplikasikan," katanya.
Penyelenggaraan 2024 juga menekankan pentingnya inovasi yang mempermudah layanan, memangkas birokrasi berbelit, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, terutama kelompok rentan. Media lokal menyoroti bahwa keberlanjutan inovasi melalui monitoring lapangan menjadi aspek penting agar gagasan pemenang tidak berhenti di atas kertas.
Dengan pengalaman itu, EJID 2025 diharapkan mampu melangkah lebih jauh: memperkuat mekanisme adopsi inovasi di fasilitas kesehatan serta memperluas dampak nyata bagi masyarakat.