Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Luar Biasa, Dubes dan Menteri di Hari Jadi 757 Bantaeng

6 Desember 2011   05:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:46 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan Hari Jadi Bantaeng ke-757, tanggal 7 Desember 2011, menurut rencana akan dihadiri dua orang Duta Besar (Dubes) negara sahabat dan dua orang menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu, serta dua orang bupati dari luar Provinsi Sulawesi Selatan. [caption id="attachment_146829" align="alignleft" width="462" caption="Inilah maket rumahsakit internasional yang sedang dibangun di Kota Bantaeng/Foto:Ist"][/caption]

Dubes yang diundang menghadiri upacara peringatan Hari Jadi kabupaten yang terletak sekitar 120 km di arah selatan Kota Makassar ini, masing-masing Dubes Jepang dan Dubes Rusia. Sedangkan menteri adalah Menteri Perdagangan, Jero Wacik, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, DR. Mari Eka Pangestu. Dua orang bupati dari luar Provinsi Sulawesi Selatan, masing-masing, Bupati Karangasem dari Provinsi Bali dan Bupati Gunung Kidul dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kehadiran kedua bupati ini dalam rangka untuk menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bantaeng di momentum Hari Jadi ke-757 Bantaeng tersebut. Kerjasama yang akan dilakukan antara Pemkab Bantaeng dengan Pemkab Karangasem, antara lain, bersepakat untuk membuka jalur transportasi laut antara Pelabuhan Bantaeng dan Pelabuhan Karangasem. Selain dimanfaatkan untuk meluaskan pemasaran timbal-balik hasil-hasil produksi dari kedua daerah, jalur ini juga dapat dikembangkan sebagai jalur pariwisata, membuka destinasi baru Indonesia yaitu Bali - Bantaeng (Sulsel) yang juga melintasi Taman Laut Nasional Taka Bonerate di Kabupaten Kepulauan Selayar.

[caption id="attachment_146825" align="alignright" width="433" caption="Bupati Bantaeng HM.Nurdin Abdullah di perkebunan strawbery Kawasan Ulu Ere/Foto:Ist"][/caption]

Kerjasama yang akan dilakukan antara Pemkab Bantaeng dengan Pemkab Gunung Kidul berkisar sektor pertanian rakyat dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas, terutama dengan masyarakat petani yang berdiam di wilayah-wilayah marginal serta dataran tinggi. Selain itu, pihak panitia Hari Jadi ke-757 Bantaeng juga mengundang sejumlah sejumlah pihak yang dalam tiga tahun terkhir ini dinilai telah banyak memberikan bantuan dan kerjasama terhadap pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bantaeng. Maupun yang berencana untuk menjalin kerjasama pengembangan usaha dan ekonomi masyarakat di Bantaeng. Seperti Senator Di Raja Malaysia. Kehadiran tamu kehormatan Negara jiran ini diharapkan dapat melihat langsung kondisi Kabupaten Bantaeng, dan dapat mempermantap kerjasama yang telah dijajaki untuk pengembangan dan pengolahan sejumlah produk lokal Bantaeng. Semisal yang sudah dilakukan untuk pengolahan Nira menjadi cuka. Site plan pengembangan Pantai Marina Korong Batu di Bantaeng Demikian halnya dengan tamu kehormatan dari Korea Selatan, Cina, Rusia dan Jepang. Pihak investor dari Jepang sudah membuka industri pengolahan ikan di Kota Bantaeng, dan pengembangan tanaman Talas Safira. Kerjasama yang telah dilakukan Pemkab Bantaeng yang sejak tiga tahun lalu berada dalam kepemimpinan Bupati HM.Nurdin Abdullah, yang meraih doctor di Kyushu University, Jepang, dengan pemerintah dan investor Jepang terhadap kedua komoditi tersebut. Dinilai banyak pihak sebagai model kerjasama yang patut ditiru dan dikembangkan dalam rangka percepatan pengolahan sumberdaya alam yang saling menguntungkan di Indonesia. Betapa tidak, kerjasama yang dilakukan Pemkab Bantaeng dengan pihak Jepang tak hanya menguntungkan usaha rakyat di Bantaeng, tapi juga kepada daerah lain di Sulawesi Selatan maupun di luar Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan kehadiran pabrik industri pengolahan ikan di Bantaeng, untuk memenuhi bahan baku 40 ton ikan per hari terpaksa harus didatangkan dari sejumlah kabupaten lain, bahkan dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Demikian juga kerjasama pengembangan tanaman talas. Sampai saat ini pengembangan tanaman yang jadi bahan baku makanan yang diminati di Jepang tersebut, dalam dua tahun terakhir ini Bantaeng baru dapat memenuhi sekitar 10 ribu ton setahun. Sedangkan kebutuhan talas Safira di Jepang, saat ini, mencapai 360 ribu ton setiap tahun, yang sebagian kecil saat ini cuma dipasok dari Cina. Dalam kalkulasi usaha, pengembangan tanaman talas di lahan setiap hektar dapat menghasilkan sampai Rp 400 juta setiap tahun, jika dihitung berdasarkan harga sekarang Rp 5.000/kg dan dengan 2 kali saja panen setiap tahun. Dengan sistem teknologi pertanian, tanaman ini memungkinan dilakukan pengembangan dengan masa panen 3 kali setahun. Suatu penadapatan berpuluh kali lebih besar yang dapat diraih dibandingkan dengan pengembangan hasil yang diperoleh dari jenis pengembangan tanaman lain di luas lahan yang sama. Sayangnya, peluang pasar talas yang telah dibuka oleh Bantaeng di Jepang sampai saat ini masih banyak pemerintah daerah lainnya di Sulsel yang terlihat 'malu-malu' untuk tidak mau ikut mengisi kesempatan emas ini, padahal wilayahnya cocok untuk pengembangan tanaman Talas Safira tersebut. Kehadiran Dubes Rusia di Hari Jadi Bantaeng ke-757, tentu saja, sangat diharapkan dapat mempermantap keyakinan para investor Rusia yang beberapa waktu lalu sudah pernah meninjau langsung kondisi dan potensi pesisir Bantaeng dalam rangka rencana membangun industri pengolahan rumput laut. Dua orang menteri yang hadir, tentu saja, juga sangat diharapkan untuk mempermantap keinginanan Pemkab Bantaeng untuk membangun wilayahnya sebagai daerah terkemuka dan sebagai wilayah pusat pelayanan di selatan Sulawesi Selatan. Pemkab Bantaeng sendiri sudah memulai menjadikan wilayahnya sebagai pusat pelayanan dan jasa di kawasan selatan Sulawesi Selatan, antara lain dengan menghadirkan depo pelayanan gas untuk 6 kabupaten di wilayah selatan Sulawesi Selatan. Sekarang ini sedang dibangun sebuah rumah sakit modern 8 lantai di Kota Bantaeng, ibukota Kabupaten Bantaeng. Rumah sakit berstandar internasional tersebut akan menjadi pusat pelayanan dan rujukan berbagai jenis penyakit. Bahkan sudah ditandatangani kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, menjadikan rumah sakit di Bantaeng ini sebagai pusat layanan penyakit jantung dan pembuluh darah di kawasan timur Indonesia. Kehadiran Menteri Perdagangan di Hari Jadi Bantaeng ke-757, tentu saja sangat berkaitan dengan pengembangan usaha ekonomi rakyat. Di Bantaeng saat ini sedang dibangun sebuah Pasar Tradisional Modern yang akan menjadi model pengembangan pasar-pasar tradisional di Indonesia. Dalam sektor pariwisata, Kehadiran Menteri Pariwisata, tentu saja sangat diharapkan dapat mewujudkan keinginan Pemkab Bantaeng untuk membuka destinasi baru Bali - Bantaeng. Pembukaannya, selain dapat mengatasi masalah sepinya kunjungan wisatawan ke Taman Laut Nasional Taka Bonerate yang ada di antara lintasan alur pelayaran laut Bali - Bantaeng. Juga pembukaan destinasi Bali - Bantaeng akan sangat memacu daya tarik kunjungan wisata ke Sulawesi Selatan. Lantaran dari Bantaeng sudah amat dekat mencapai obyek wisata Tanjung Bira dan Pembuatan perahu Phinisi di Kabupaten Bulukumba. Demikian juga dengan obyek wisata alam Malino, Kabupaten Gowa yang hanya sekitar 20-an km dari kawasan Ulu Ere yang kini sedang giat dikembangkan sebagai kawasan agro wisata oleh Pemkab Bantaeng. Kawasan Ulu Ere dengan spesifikasi kehidupan masyarakat pegunungan (800 - 1.300 dpl) sebagai petani tanaman horti serta sejumlah buah-buahan dan tanaman hias dataran tinggi. Dalam tiga tahun terakhir, kawasan ini sudah ditata begitu rupa dengan pengembangan tanaman buah appel, strawberry, dan sejumlah bunga bernilai ekonomis tinggi, seperti bunga krisan. Panorama Kawasan Ulu Ere melebihi keindahan dan kesejukan kawasan wisata Malang di Jawa Timur. Pengembangan obyek wisata Pantai Marina di arah Timur Kota Bantaeng saat ini ikut melengkapi tata massa bertumbuhnya Bantaeng sebagai sebuah Kota Baru, Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Jasa di selatan Sulawesi Selatan. Ketika memperingati Hari Jadi Bantaeng ke-757 tahun, Bupati Bantaeng HM.Nurdin Abdullah sebenarnya baru mulai memasuki tahun keempat masa pengabdiannya yang diamanahkan oleh masyarakat 'Butta toa' - Bantaeng dari sejak dilantik 6 Agustus 2008 hingga 2013 nanti. Sejumlah kemajuan dan prestasi di tingkat regional maupun nasional telah dicapai Kabupaten Bantaeng dalam tiga tahun terakhir di tangan kepemimpinan Bupati HM.Nurdin Abdullah. Namun dalam sejumlah kesempatan berbincang dengan Bupati Bantaeng tersebut, beruralangkali dikatakan yang paling penting dilakukan oleh seorang pemimpin adalah ber-nawaitu baik, ikhlas berkerja untuk membangun wilayah atau daerah yang harus berdampak meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Ketika Komisaris PT Maruki Internasional Indonesia ini dilantik jadi orang nomor satu di Bantaeng, inkam perkapita masyarakat hanya berkisar Rp 5 juta (2008), saat ini telah naik melebihi Rp 10 juta (2011). Angka pengangguran dari sekitar 9 persen lebih sudah turun menjadi sekitar 5 persen. Demikian pula angka kemiskinan telah turun dari sekitar 11 persen (2008) menjadi sekitar 10 persen (2011). Seiring dengan itu Angka Harapan Hidup masyarakat Bantaeng naik dari 70 tahun (2008) menjadi lebih 73 tahun di tahun 2011, lebih tinggi dari Angka Harapan Hidup Sulawesi Selatan yang sampai saat ini masih sekitar 70 tahun. Luar biasa... Dirgahayu 757 Tahun Kabupaten Bantaeng!


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun