Antara Ngetopnya Cerpen Porno di kalangan remaja Malaysia dan Runtuhnya Budi Bahasa Kita
Duh kita sangat prihatin,lagi lagi kalau soal esex esex kita juga yang juara,lihat saking pinternya kita bikincerita porno lewat situs sosial akhirnya membuat keranjingan kaum remaja negeri seberang.Bahkan mereka dengan rela mengeluarkan biaya 17 Ringgit atau sekitar 54 .000,- rupiah cukup untuk berlangganan situs porno selama satu minggu nonstop.Padahal di kita situs begituan sudah bak sampah layar monitor karena saking banyaknya. Diakui cerpen porno bikinan orang indonesia ini lebih mudah dicerna dan nikmat diikuti sampai jadi keranjingan remaja malaysia.
Soal cerita porno agaknya negeri ini masih kalah selangkah dengan kita dan sekaligus menjadi preseden buruk wajah bangsa yangselama ini berpegang teguh nilai ketimuran yang santun menjadi dikenal bangsa yang jorok di kalangan pecinta situs biru ini disana.
Dalam era global seperti ini memang agak sulit kita menetapkan suatu aturan baku tentang pemberantasan pornogafi internet. Tentu menjadi dikotomi yang bagi kita, disatu sisi Menkominfo Tifatul Sembiring, Pernah menyebutkan pornografi internet di indonesia telah ditutup,bahwa hingga saat ini kementeriannya sudah memblokir sekira satu juta situs porno.
"Ada satu juta yang diblokir," Antara ,11 Agustus 2012,Ia mengatakan, terdapat lima miliar situs internasional yang aktif, dan pihaknya tidak bisa memantau seluruh situs tiap hari.
Inilah ngerinya kalau situs yang satu ditutup yang lain mucul padahal tidak bisa dicermati tiap hari seperti yang dikatakan Menkominfo.
Maka wajar jika dikatakan telah terblokir namun justru di malayasia malah yang bisa menikmati karya pornografi kita,berarti bukan saja kita sekarang kebobolan pornografi dari luar yang seharusnya sudah diblokir malah justru kitalah yang juga ekspor pornografi keluar seperti yang dinikmati remaja di Malaysia dengan cara berlangganan lewat jejaring sosial. Nah kalau begitu apakah kita bangga jika menjadi Kiblat pornografi? Kita bangga bisa mengeksport pornografi?
Dicermati secara dalam,sebetulnya kita ikut prihatin kenapa soal yang beginian justru sekarang kita yang menjadi jagonya,jangan jangan mereka akan kenal kita karena budaya bebasnya,runtuhnya moral kita,semarak bebasnya pornogrfinya.Bicara pornografi terkadang kita lupa dengan bahaya gejala akibat yang ditimbulkannya berupa bahaya sek bebas,sek pra nikah,karena memang antara pornogafi internet dan sek pranikah bagai setali dua uang yang sulit dipisahkan.Bukti nyata yang bis kita lihat ketika munculnya tayangan sepasang sejoli dari warga malaysia yang dengan bangga sedang menunjukkan rekaman gambar porno tentang aksi ranjangnya sendiri yang telah di upload di internet,yang menyedihkan dalam pengakuannya sama sekali tidak mengesankan rasa penyesalannya,bersalah, berdosa sedikitpun
Sungguh ini menjadi perhatian buat orang tua , betapa Perang melawan kemaksiatan di negeri ini tampaknya masih belum akan usai. Betapa tidak, hasil survei yang yang diselenggarakan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak (KOMNAS-PA) baru-baru ini mengungkapkan bahwa sebanyak 62,7 persen siswi SMP sudah pernah melakukan hubukan seks pra-nikah, alias tidak perawan. Sementara 21,2 persen dari para siswi SMP tersebut mengaku pernah melakukan aborsi ilegal. Dari survei yang diselenggarakan KOMNAS-PA tersebut terungkap bahwa tren perilaku seks bebas pada remaja Indonesia tersebar secara merata di seluruh kota dan desa, dan terjadi pada berbagai golongan status ekonomi dan sosial, baik kaya maupun miskin.
Kini yang menjadi beban buat bangsa ini adalah berupa turunnya derajat bangsa yang terhormat,dengan bahasa yang berbudi menjadi bahasa yang terkenal jorok lewat produk cerpenya yang keleawat batas.Jika bahasa adalah budi pantaskah kita masih menyadangnya? Karena ulah segelintir para perusak mental bangsa ini.Mestinya mensikapi fenomena ini dengan tindakan yang lebih kongkrit dan fondamental melalui aktualisasi ajaran agama sebagai penopang moralitas ahlak bangsa.Karena dengan ini akan melibatkan orang tua untuk lebih mengawasi pergaulan anaknya dan membimbing menjadi lebih terarah.Dan secara otomatis pada ahlak bangsa yang berbudi luhur itulah telah mengangkat martabat bangsa kembali menjadi bangsa terhormat.yang berbudi luhur akan membawa bahasa yang berbudi luhur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI