Mohon tunggu...
Afi Magfiroh
Afi Magfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Petang yang Mengenaskan

8 November 2017   22:43 Diperbarui: 8 November 2017   23:18 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada saat aku pulang ke kampung halaman tercinta Bojonegoro, aku merasa sangat senang dan gembira senang tiada tara. Aku pulang dengan menaiki Bus karena jarak antara kampus dan kampungku lumayan jauh yang kira-kira memakan waktu 5 jam aku pulang ke kampung halaman bersama dengan kakak tingkatku kami berangkat ke terminal bersama-sama, saat kami ingin segera menaiki bus ternyata bus yang sejurusan dengan kampung kami lagi penuh dan sangat berdesak-desakan hingga tidak memungkinkan kami untuk menaikinya, hingga akhirnya aku dan kakak tingkatku memutuskan waktu untuk menunggu bus giliran kedua yang sejurusan dengan kampung kami. 

Setelah menunggu beberapa menit Bus yang kami tunggu-tunggu akhirnya datang, aku merasa sangat senang sekali karena bayangan rumah sudah terbayang-bayang di fikiranku dan rasa rinduku terhadap keluargaku yang tidak bisa ku tahan, aku dan kakak tingkatku naik dan mencari tempat duduk yang pas untuk kami duduki akhirnya kami mendapatkan tempat duduk dengan posisi yang nyaman, di dalam bus terdapat bermacam-macam pedagang asongan yang menjajakan barang dagangan-Nya selain ada pedagang asongan terdapat juga pengamen yang bermacam-macam suara ada yang suaranya merdu ada pula yang suaranya merdu (merusak dunia). Saat berada di dalam bus aku pun tertidur dengan lelap hingga tak terasa bahwa telah sampai di terminal kedua yaitu terminal Bungurasih akupun di bangunkan oleh kakak tingkatku dan akhirnya kami pun turun dari Bus yang pertama dan bersiap-siap untuk menaiki Bus yang ke-2 saat naik bus yang kedua pun kami mendapatkan posisi duduk yang nyaman pula.

 Di dalam bus kedua ini aku juga tertidur lelap dan kakak ku pun juga tertidur. Setelah sekitar satu jam aku tidur aku pun bangun ternyata perjalanan menuju ke kampung halamanku masih lumayan lama pada saat itu aku belum mengabari keluargaku bahwa aku akan pulang dan akhirnya aku pun mengambil Handphone dan menelfon ayahku agar beliau bersiap-siap untuk menjeputku mengapa aku suruh ayahku untuk menjemput kenapa kok aku tidak pulang sendiri...? karena bus tidak bisa masuk ke jalan perkampunganku maka dari itu aku menyuruh ayahku untuk menjemputku, setelah beberapa jam berjalan bus akhirnya sampai dan berhenti di pertigaan jalan dan aku pun turun dari bus tersebut namun tidak dengan kakak tingkatku dia masih terus laju karena desanya berbeda denganku.

aku pun mencari-cari dimana ayahku eh ternyata ayahku sudah menunggugu di pinggir pertigaan jalan pas akhirnya aku di bonceng ayahku naik sepedah motor hingga sampai rumah aku langsung memeluk ibuku. Esok harinya aku langsung ke sekolahan ku yang berada di kabupaten Jombang untuk mengambil SKHUN yang ditemani dengan ayah tercintaku, setelah pulang dari sekolahan pada pukul 12.30 aku beristirahat dan tertidur hingga pukul 15.30 pada waktu itu ayahku bilang bahwa akan membelikan ku Handphone baru aku pun sangat senang dan gembira ketika mendengar ucapan ayahku tersebut pukul 16.00 aku pun berangkat menuju conter untuk membeli Handphone dengan diboncengi ayahku yang menggunakan sepedah motor. 

Tetapi sayang seali conter yang aku tuju pertama gagal karena di situ tidak menerima tukar tambah karena niatku akan menjual Handphone lamaku dan aku tukarkan Handphon yang baru aku pun berputar putar untuk mencari conter yang tepat pada waktu jalan menuju conter yang selanjutnya aku tertimpa musibah aku jatuh kecelakaan yaitu terjatuh dari motor posisiku saat itu yakni di bonceng ayahku dengan posisi miring dan akupun tidak pegangan ayahku dan pada saat itu ada polisi tidur otomatis aku terlompat dari sepedah motor dan nyungsep bagian wajahku berdarah yakni dahi, janggut dan gigiku menatap aspal bagian kaki dan tangan pun berdarah tapi tidak seberapa parah untung saja jalan pada saat itu tidak ada orang dan tidak ada kendaraan yang lewat rasanya begitu sangat sakit dan perih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun