Mohon tunggu...
Magdalena Suster
Magdalena Suster Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar merangkai kata

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahagia

8 Desember 2022   12:07 Diperbarui: 1 Februari 2023   11:51 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BAHAGIA

Bertolak dari pengalaman sehari-hari, semua orang ingin bahagia. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk mencapai kebahagiaan. Mungkinkah ada benarnya apabila kita bertanya apa itu bahagia? Kita tidak tahu apa persisnya kebahagiaan yang dibicarakan, diincar dan dimengerti oleh orang-orang. Kata bahagia itu jelas mengandung arti dan makna yang dalam. Dari latar belakang itu, terlintas dalam pikiran dan sanubari bahwa kebahagiaan itu segala-galanya bagi semua orang kalangan. Semua kalangan dalam arti umur, jender dan pendidikan. Dari latar belakang itu, keingin tahu tentang kebahagiaan semakin dalam dan karenanya menimbulkan banyak pertanyaan.

Bahagia? Rasa ingin tahu tentang bahagia semakin mendalam maka beberapa pertanyaan timbul. Bahagia itu adalah tujuan hidup yang harus diperjuangkan dan kalau ditinjau dari berbagai sudut pandang kebahagiaan itu tidak lepas dari pengalaman harian seseorang. Pengalaman harian merupakan sumber kebahagiaan bagi setiap orang. Setiap peristiwa hidup yang dialmi oleh seseorang, entah peristiwa yang menyenangkan, membahagiakan, sukacita maupun peristiwa yang mengecewakan, menjengkelkan, menyakitkan, semuanya adalah sumber untuk memiliki kebahagiaan. Setiap orang mengalami peristiwa-peristiwa yang baik dan peristiwa yang buruk. Namun, setiap peristiwa yang dialami oleh seseorang tidaklah sama. Peristiwa-peristiwa itu terjadi dalam hidup setiap orang dan melalui peristiwa-peristiwa itu melukiskan kebahagiaan sejati.

Seseorang berada dalam peristiwa-peristiwa yang mendatangkan kebahagiaan. Seseorang tinggal memilih apa yang membuat dirinya bahagia. Seseorang diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri karena seseorang itu memiliki akal budi. Seseorang diberikan kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Itulah sebab mengapa seseorang diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri hal-hal apa yang membuat dirinya mencapai kebahagiaan. Seseorang memilih apakah kebahagiaan sejati yang ia inginkan atau kebahagiaan semata. 

Kebahagiaan sejati itu ialah semua peristiwa yang terjadi dalam hidup seseorang dan orang tersebut dapat menerima, mensyukuri sebagai berkat dan juga sebagai sarana untuk membina dan meningkatkan kualitas diri. Namun, semua itu tergantung pada pilihan yang dijatuhkan oleh sesorang. Semua orang diberi kemampuan untuk berperilaku yang baik tetapi tidak semua orang mau untuk berperilaku yang baik. Begitulah ibara dengan kebahagiaan. Semua orang dipanggil untuk bahagia tetapi tidak semua orang mau bahagia.

Setiap peristiwa adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan. Orang yang sedang berada dalam setiap peristiwa itu berarti seseorang itu sedang berada dalam kebahagiaan. Tetapi seseorang terkadang kurang menyadari bahwa setiap peristiwa yang dialami dalam hidup adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan sejatinya. Ketidak mampuan seseorang dalam menyadari atau melihat setiap peristiwa itu, membuatnya mengabaikan kesempatan yang berahmat. Seseorang sering kali menjatuhkan pilihanya pada hal-hal yang menyesatkan. Orang sering kali keliru dalam menentukan pilihan yang baik untuk dirinya. Akibat dari kekeliruan itu, dia jatuh dalam jurang yang dibentangkannya sendiri.

Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan dengan cinta. Karena manusia diciptakan dengan cinta maka dengan sendirinya dalam diri manusia itu ada dan memiliki cinta serta kebahagiaan dalam dirinya. Manusia itu diberikan dan dipercayakan sebagai pemiliki segala yang ada di bumi. Manusia diberi kebebasan untuk menjaga, memlihara dan mengembangkan segala yang ada. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan hidupnya. Manusia dianugerahkan akal budi agar dia menggunakan kebebsannya dengan baik. Akal budi itu menjadi salah satu sarana bagi manusia untuk melihat dengan baik apakah pilihannya berguna bagi dirinya dan tidak bertentangan dengan Sang penciptanya. Setiap peristiwa terkandung nilai yang signifikat. Apabila manusia mampu melihat nilai-nilai baik yang terkandung dalam setiap peristiwa hidup maka kebahagiaan yang dicari oleh seseorang dengan mudah dimiliki.

Setiap orang yang bernafas ingin mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan nampaknya puncak dari pencarian setiap orang. Mengapa demikian? Alasan yang mungkin bisa kita dapatkan ialah kesenangan. Kebahagiaan itu adalah tujuan dari perziarahan hidup manusia. Kebahagiaan menjadi alasan bagi manusia untuk memperjuangkan hidup, bertahan dalam tantangan dan cobaan yang terkadang membutuhkan pengorbanan yang besar. Manusia adalah pencari kebahagiaan. Kebahagiaan adalah itu tujuan hidup manusia. Manusia akan mengorbankan apapun untuk mencapai kebahagiaan. Manusia akan melakukan segala cara untuk mencapai kebahagiaan. Manusia adalah pencinta kebahagiaan. Dalam mewujudkan kebahagiaan ini tidak selalu mudah. Kebahagaiaan adalah tugas yang tidak pernah selesai. Untuk memiliki atau memeluk kebahagiaan, manusia dituntut keterbukaan serta kerelaan dalam berbagai bidang. Melalui keterbukaan dan kerelaan tersebut maka manusia yang seyogianya pencari dan pencipta kebahagiaan akan tercapai. Kebahagiaan yang dicapai itu adalah akhir dari pencarian hidup manusia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun