Mohon tunggu...
Maftuhatul Choiroh
Maftuhatul Choiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa program studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik, Universitas Jember. Saya merupakan seseorang yang suka berbisnis dan saya memiliki beberapa usaha kecil - kecilan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kpop Ancan Ekonomi Indonesia? Ini Faktanya!

3 April 2023   00:00 Diperbarui: 3 April 2023   00:01 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada era sat ini Demam Korea atau yang biasanya disebut KoreanWave menjadi hal baru atau merupakan sebuah fenomena yang sedang terjadi secara mendunia. Hal ini berkembang sangat pesat secara global dalam beberapa dekade saat ini. Tidak hanya para remaja, namun orang -- orang dewasa juga sangat merasakan Demam Korea yang terjadi pada saat ini. Hampir semua anak anak dan orang dewasa selalu mengikuti trend apa saja yang tentunya dibawakan oleh beberapa publik figur Korea. Banyak dari mereka yang menirukan budaya --budaya orang Korea seperti cara berpakaian, cara make up ala artis -- artis Korea, dan yang paling dominan ialah banyak dari generasi milenial di Indonesia yang menyukai lagu lagu dan makanan Korea.
 Dampak dari hal tersebut juga sangat dirasakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Apalagi saat ini dunia teknologi dan informasi yang menjadi faktor utama menjadi penyebab besarnya arus global yang masuk ke Indonesia dan pada akhirnya para generasi milenial antusisme terhadap publik figur Korea ( Korean Wave). Salah satu produk Korean Wave yang sangat dinikmati oleh kalangan generasi milenial Indoesia yaitu musik pop. Nah, musikKorea inilah yang biasanya sering disebut sebagai K-pop (Korean Pop). K-pop ini merupkan salah satu faktor yang sangat mendukung perekonomian Korea Selatan. Sejak 1885-an pemerintahan Korea Selatan sudah mulai memberikan perhatian khusus bagi industri musik pop di negaranya. Hingga tahun 1990 -- an, pada saat sebagian besar negara di Asiamengalami krisis moneter, Korea Selatan justru membentuk Kementrian Kebudayaan dengan departemen khusus K-pop itu sendiri (Putri,2019). Tidak hanya itu, Korea Selatan juga membangun gedung auditorium konser raksasa yang dimana digunakan untuk mendukung atau memfasilitasi teknologi hologram dan musik pop Korea menjadi lebih sempurna.
Jika dilihat pada pembahasan diatas, K-pop merupakan industri musik yang memiliki pengaruh terhadap masyarakat Indonesia. Sehingga menjadikan Indonesia sebagai 'pasar' yang sangat berpontesial bagi perekonomian Korea Selatan.  Lantas bagaimana dampak K-pop terhadap perekonomian Indonesia? Bisa dilihat bahwasanya pada saat ini, Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia menjadi salah satu rumah bagi jutaan K-popers atau pencinta K-pop. Indonesia sendiri menduduki peringkat ketiga di twiter setalah Thailand dan Korea Selatan yang sangat antusias terkait publik figur Korea Selatan. Sedangkan pada youtube, Indonesia menduduki peringkat kedua dengan presentase 9,9% (Won So, 2020). Oleh karena itu, Indonesia dikenal memiliki fanbase yang besar dan loyal dalam dunia K-pop.
Dampak dari hal tersebut ialah, perusahan -- perusahan di Indonesia mulai banyak yang memborong artis-artis Korea sebagai bran ambassador mereka karena tingginya ketertarikan generasi milenial Indonesia terhadap publik figur Korea. Salah satu perusahaan yang menjadikan publik figur Korea sebagai brand ambassador perusahaa nmereka adalah Tokopedia, Shopee, Blbli, dan Lazada. Semakin banyak e-comerce yang menggunakan publik figur Korea sebagai brand perusahaan mereka maka akan semakin banyak permintaan produk terhadap perusahaan tersebut. Tidak hanya e-comerce saja, adapun perusahaan lokal yang menggundang artis korea Korea untuk melakukan kolaborasi seperi perusahaan Mi Sedap. Selain mampu mendorong penjualan produknya, langkah tersebut merupakan strategi marketing guna meningkat produknya dan memupuk citra baik Indonesia. Tidak hanya itu, hal tersebut menarik para investor global untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia. Terlihat saat pandemi tahun 2020, para investor asing gencar melakukan kerjasama dengan Indonesia khususnya pada perusahaan teknologi.
Sementara menurut pengamatan ekonomi sekaligus dosen Binus University, Doddy Ariefianto, trend iklan K-pop di Indonesia secara tidak langsung mendorong daya beli masyarakat Indonesia terutama kalangan milenial. Apabila daya tarik pembeli meningkat secara otomatis juga meningkatkan penjualan, yang artinya tidak menutup kemungkinan investasi asing juga akan masuk ke Indonesia melalui perusahaan -- perusahaan yang ada dalam negeri. Hal ini tentu akan berdampak kepada terciptanya lebih banyak lapangan pekerjaan dan terwujudnya pemulihan ekonomi nasional.
Banyak fans-fans kpop yang mengidolakan para idol nya sangat militan, ini seperti pedang bermata dua, pertama adalah sisi positive para fans kpop ini, banyak yang telah mereka lakukan seperi menyumbang dikala ada bencana hingga membuat fandom-fandom per band nya, sifat militan ini sangat memudahkan untuk setiap perusahaan atau bisnis umkm sekalipun untuk memancing dan menarik magnet dari fans kpop ini hanya dengan menjalin kerjasama sponsorship atau menjadikan idola mereka brand ambassador produk mereka. Selanjutnya adalah sisi negative nya yang mana mereka akan lebih kenal terhadap budaya korea daripada budaya bangsa sendiri dan juga cenderung boros terhadap pembelian merchandise idol atau grup band kesukaan mereka, persoalan budaya ini menjadi persoalan serius jika tidak dihadapi dengan bijak.
KPOP bukan hanya milik anak muda, banyak berbagai tokoh dan pejabat pemerintahan yang ternyata mengidolakan KPOP ini, sebut saja bapak Airlangga Hartanto menteri koordinator perekonomian tersebut ternyata menyukai musik korea, hal itu terungkap dalam video reels di instagram nya.
Pemerintah korea selatan menjelasakan budaya Korea yang terus diperkenalkan kepada dunia menjadi sebuah aset devisa. Bukan lagi yang sifatnya barang, inovasi tersebut bisa dijual tentunya kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan pasti berdampak kepada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sifat imitasi manusia yang ingin meniru idol nya dan ingin merasa dekat idol nya itulah yang kemudian jadi sasaran fans-fans musik korean pop untuk ditarget secara marketing.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun