Mohon tunggu...
mafazatun nurul izzah
mafazatun nurul izzah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

pend.islam anak usia dini / UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keterampilan Dalam Menjalin Hubungan dan Cara Berkomunikasi kepada Anak Mengenai Pandemi Virus Corona

30 April 2020   03:08 Diperbarui: 30 April 2020   03:04 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keterampilan hubungan dan pembelajaran emosional (SEL) menambah kemahiran dalam berkomunikasi dan terhubung dengan semua orang dengan cara yang sehat. Keterampilan hubungan sangat penting bagi orang untuk memiliki, baik dalam pengaturan pribadi maupun professional. Tidak mungkin melakukan kehidupan sehari-hari tanpa berinteraksi, berkomunikasi dengan orang lain.

Bagaimana keterampilan hubungan diajarkan?

Ada tiga kunci keterampilan, yaitu:

  • Komunikasi, salah satu bentuk paling mendasar dari interaksi manusia adalah melewati komunikasi verban dan non verbal. Dengan adanya komunikasi kita mampu menjalin hubungan dengan orang lain dan kita  juga lebih mengenali karakeristik orang lain, mengenali kekurangan dan kelebihan orang lain, dan juga cara menghadapi orang tersebut.
  • Keterlibatan sosial, objek ini mungkin cukup mudah tetapi banyak orang, terutama para remaja mengalami kesulitan untuk ikut terlibat, terutama Ketika berpartisipasi dalam konteks sosial yang tidak mereka sukai. Padahal kita sendiri merupakan makhluk sosial yang masih membutuhkan orang lain, tidak mampu untuk hidup sendiri kita butuh berinteraksi dengan orang lain.
  • Membangun hubungan, terkadang seseorang memprioritaskan hubungan tertentu atau hunungan dengan orang tersentu diatas orang lain, ini adalah keputusan pribadi, tetapi mengakibatkan hubungan lain jatuh ditepi jalan. Jika kita melakuan interaksi dengan itu anggota keluarga, teman, ataupun yang lainya, penting untuk menjalin hubungan dan menghindari miskomunikasi atau konflik.

Keterampilan hubungan meliputi:

  • Memupuk kontak dan persahabatan
  • Mengembangkan ikatan positif  dengan beragam individu dan kelompok
  • Menerapkan keterampilan mendengarkan dan komunikasi
  • Bekerja secara kooperatif, menyelesaikan konflik
  • Mengatur dan mengekspresikan emosi dalam hubungan, menghargai beragam sudut pandang
  • Menangkal tekanan sosial yang tidak pantas

model dan keterampilan komunikasi positif

  • Berempati, seseorang mampu memahami perasaan dan pikiran orang lain.
  • Menjadi perhatian, berusaha menjadi pendengar yang baik dan cermat Ketika teman atau orang lain sedang berbicara dengan kita .Jangan sampai kita melamun atau mengalihkan ke pembicaraan yang lain.
  • Refleksikan Kembali pikiran dan perasaan terpenting orang tersebut. Mencoba melakukan ini dengan kata-kata kita sendiri, menyatakan Kembali apa yang telah kita dengar tadi dengan berhati-hati.
  • Jangan menceletuk, menawarkan saran, atau memberi saran. Jangan mencampur atau membesarkan masalah orang lain dengan masalah atau pengalaman anda. Tinggalkan masalah kamu  atau pengalaman kamu (jangan diikut campurkan dengan masalah orang lain).
  • Jangan memihak satu sama lain, tetap mejadi netral.
  • Bebicaralah dengan terbuka dan juga sopan santyn, saling menjaga pembicaraan jangan sampai antara kita ada yang merasa sakit hati karena omongan kita.

Menerapkan keterampilan hubungan sangat penting bagi kita semua, dengan begitu kita bisa saling mengetahui antara yang satu dengan yang lain, dan juga kita bisa lebih menghargai orang lain.

Secara tradisioanal, orang tua adalah yang diharapkan untuk mengajar anak-anak mereka bagaiamana anak berperilaku dan bermain Bersama orang lain, ini biasanya bermuara pada pernyataan seperti "bermain baik" dan "gunakan kata-kata anda." Ini lebih baik daripada tidak sama sekali tetapi sangat dipermudah, Ketika masih anka-anak mereka akan baik-baik saja, tetapi jika sudah beranjak dewasa mereka biasanya perlu belajar tentang bagaimana perilaku melalui trial dan error. Sebagian orang mengatakan ini bukan masalah, tetapi jika seseorang memiliki masalah berinteraksi dengan orang lain, mereka jarang diberi tahu bagaimana mereka mampu memperbaiki masalah tersebut. Organisasi seperti CASEL dan Leading edge berusaha untuk bisa membenahi dengan memberikan panduan tentang cara berinteraksi dengan orang lain.

Menjadi orang tua bukanlah hal yang sangat mudah dilaksanakan, cara orang tua berhubungan dengan anak, mendidik anka, dan mengajarkan anak sangar berpengaruh bagi tumbuh kembang anak. Salah satu hal ini adalah komunikasi dengan anak, kita sebagai orang tua wajib rutin berkomunikasi dengan anak kita. Komunikasi antara anak dan orang tua merupakan bagian dasar orang tua dan anak membangun hubunganya.

Bagaiamana perekembangan anak bisa dilihat dari bagaiamana bentuk komunikasi anatara orang tua dan anak yang terbentuk sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Komunikasi dengan anak bisa jadi  hanya hal sederhana dan terkesan mudah dilakukan, tetapi ternyata mempunyai manfaat yang lebih besar pada perkembangan anak. Menciptakan komunikasi dengan anak yang positif sejak kecil akan membuat anak lebih percaya diri, anak merasa lebih berharga, menganggap lebih dihargai.

Membangun komunikasi yang baik dengan anak tidak hanya menggaitkan berbicara saja, tetapi kita sebagai orang tua harus mendengarkan anak. Jadi, komunikasi dua pihak bisa berlangsung antara orang tua dan anak. Kompetensi orang tua dalam mendengarkan pembicaraan anak sangat penting untuk menciptakan komunikasi yang efektif.

Selain kemahiran dalam mendengarkan, ada beberapa cara dalam menciptakan komunikasi dengan anak yang baik adalah:

  • sempatkan waktu beberapa saat setiap hari untuk bsa berbicara dan mendengarkan ocehan anak.
  • memerhatikan apa yang sedang anak biacarakan, kalua bia kita hanya focus dengan pembicaraan anak bukan pembicaraan orang lain, secara tidak langsung kita juga bisa mengajarkan anak bagaimana cara menjadi pendengar yang baik.
  • memotivasi anak untuk menyampaikan sebuah ide maupun opininya terhadap suatu hal. Bebaskan anak bertnaya hal apapun pada kita dan juga beri jawaban kepada anak yang baik dan pantas disampaikan pada anak.
  • Jangan takut untuk membicarakan hal-hal yang penting, mengkritik anak, atau menyalahkan anak. Asalkan jangan sampai kita berbicra dengan nada tinngi, bereriak, dan sampai menyakiti hati anak, ingat kita adalah orang tua sebagai panutan anak. Jangan salahkan Ketika anak kita sering beteriak, atau berbicara dengan nadaa tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun